ilustrasi dermatitis atopik pada anak atau bayi. Shutterstock

kecantikan

Hindari Pemicu Eksim Susu pada Kulit Anak

Rabu, 20 November 2019 11:45 WIB
Reporter : Eka Wahyu Pramita Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, JAKARTA - Dermatitis atopik atau yang dikenal eksim susu adalah penyakit kulit yang paling sering terjadi pada bayi dan anak. Dermatitis atopik adalah radang kulit berulang yang disertai gatal pada bayi dan anak.

Menurut dr. Anna Juniawati SpKK, eksim susu merupakan penyakit kulit yang sering kambuh terutama pada bayi atau anak. Penyebabnya belum jelas, dan banyak faktor yang mempengaruhi kambuhnya.

Lantas bagi bayi yang sudah makan pendamping ASI atau MPASI apakah ada makanan yang bisa memicu atau mengurangi munculnya eksim susu? Jika anak mulai MPASI dokter akan menyarankan jenis makanan tunggal dulu, jangan langsung mix beberapa jenis, makanan tunggal seperti bubur dicoba kisaran 1-5 hari dengan makanan yang sama.

"Biasanya yang lebih high risk itu telur, keju juga. Jadi harus trial, saat dimakan memicu, ya dicoba dulu. Kalau makin parah, jangan dilanjutkan," ucap dr. Anna saat ditemui dalam Talkshow Solusi Kulit Atopik pada Bayi dan Anak oleh Erha di Jakarta, Selasa 19 November 2019.

Dokter spesialis kulit dan kelamin, Anna Juniawati menjelaskan masalah kulit yang sering menimpa bayi di Jakarta, Selasa 19 November 2019. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

Menurut dr. Anna penting untuk mengidentifikasi kemudian menyingkirkan faktor yang memperberat dan memicu siklus gatal-garuk. Oleh karena itu prinsip pengobatan dermatitis atopik adalah menghindari bahan iritan dan faktor pencetus, mengatasi rasa gatal dan kekeringan kulit, serta mengatasi reaksi peradangan dan infeksi sekunder.

Walaupun demikian, dengan melakukan perawatan intensif, masalah ini bisa diatasi sehingga tidak membuatnya menjadi semakin parah.

“Usahakan menjaga kebersihan kulit bayi dan anak, menghindari faktor penyebab kekambuhan, dan menjaga kulit tetap lembap dengan mengoleskan pelembap segera setelah mandi," papar ia.

Pelembap yang digunakan pun dianjurkan mengandung bahan seperti lipid penyusun skin barrier, seperti ceramide, kolesterol, dan asam lemak. Kandungan yang dapat menyusun kembali struktur pelindung sementara pada kulit sekaligus dapat merangsang tingkat produksi ceramide dengan sendirinya.