Mengulik Plus Minus Kandungan Avobenzone dalam Sunscreen

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
ilustrasi sunscreen (pixabay.com)

ilustrasi sunscreen (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta Avobenzone salah satu senyawa kimia yang biasa ditemukan dalam produk tabir surya atau sunscreen yang dijual bebas. Setelah laporan tahun 2019 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menimbulkan kekhawatiran tentang apakah bahan tersebut berpotensi menjadi pengganggu endokrin, banyak yang mengevaluasi kembali pelindung kulit dari sinar Ultraviolet A atau UVA yang populer tersebut. Lantas, seberapa bahaya avobenzone untuk kulit? Berikut pemaparan para dokter kulit.

Apa Itu Avobenzone?

Avobenzone bekerja dengan menyerap sinar UV, khususnya jenis UVA untuk melindungi dari efek berbahaya matahari. Avobenzone menciptakan lapisan pertahanan yang menyerap energi dari radiasi UV apa pun yang mungkin Anda alami, lalu mengeluarkannya sebelum menimbulkan kerusakan.

“Avobenzone menyerap radiasi UVA dan mengubahnya menjadi panas, yang kemudian dilepaskan dari kulit,” kata dokter kulit bersertifikat Anna Karp yang berbasis di New York dikutip dari Byrdie.

Hal ini berbeda dengan tabir surya mineral, seperti seng oksida dan titanium oksida, yang menempel di atas kulit dan secara fisik membelokkan sinar UV.

Avobenzone adalah satu-satunya filter UV yang disetujui FDA yang melindungi terhadap spektrum UVA yang luas, itulah sebabnya filter ini menjadi andalan dalam formulasi tabir surya.

“UVA menembus kulit lebih dalam [dibandingkan UVB], dan dikaitkan dengan penuaan dini,” kata Karp.

Bagaimana Avobenzone Digunakan pada Tabir Surya?

Berbeda dengan bahan mineral yang cenderung meninggalkan corak putih pada kulit, avobenzone tetap bening. Hal ini, ditambah dengan kualitas pertahanan UVA-nya, menjadikannya sangat menarik dalam formulasi tabir surya.

Karena avobenzone terutama bekerja pada sinar UVA, Lily Guevara ahli kimia kosmetik dan manajer pengembangan produk senior di SOS Beauty merekomendasikan untuk mencari produk yang memadukan avobenzone dengan bahan pelindung UVB lainnya, seperti octinoxate atau zinc oxide.

“Ini juga sangat tidak stabil terhadap foto dan perlu distabilkan dengan antioksidan seperti vitamin C, E, dan ubiquinone,” katanya.

Bahan aktif ini tidak hanya akan membantu melindungi terhadap pembentukan spesies oksigen reaktif yang menyebabkan produk terdegradasi (dan menjadikannya kurang ampuh), namun penelitian menunjukkan bahwa memasangkan tabir surya dengan antioksidan dapat meningkatkan kekuatan perlindungannya.

Kontroversi Seputar Avobenzone

Avobenzone mendapat persetujuan FDA pada tahun 1988, tetapi baru-baru ini menjadi subjek kontroversi. Kekhawatiran pertama kali muncul pada tahun 2019, ketika FDA merilis laporan yang menyatakan bahwa "semakin banyak data yang menunjukkan bahwa penyerapan transdermal beberapa bahan aktif tabir surya lebih besar dari perkiraan sebelumnya."

Ini berarti bahan aktif tertentu—yaitu avobenzone dan oxybenzone— memasuki aliran darah pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang disadari siapa pun, sehingga menimbulkan peringatan di kalangan konsumen.

“Ketakutan datang dari avobenzone yang memasuki aliran darah dan mengganggu fungsi hormonal,” kata Guavera.

Lantas, Apakah Avobenzone Aman?

Meskipun kekhawatiran mengenai bahan yang berpotensi mengganggu endokrin memang benar, namun saat ini, hal tersebut hanyalah kekhawatiran. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah avobenzone benar-benar menyebabkan bahaya. Dan jika Anda masih khawatir, sebuah studi terbaru dari The American Academy of Dermatology mencatat bahwa hanya karena suatu bahan diserap ke dalam aliran darah tidak berarti bahan tersebut berbahaya atau tidak aman.

Lebih lanjut dikatakan bahwa berdasarkan apa yang kita ketahui sekarang, risiko yang terkait dengan tidak memakai tabir surya jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan produk yang mengandung avobenzone.

“Menurut saya ini bahan yang aman,” kata dokter Karp. Guavera setuju tetapi dengan satu peringatan utama, yaitu ketakutan terhadap avobenzone adalah wajar jika berkaitan dengan orang hamil.

“Karena pengujian radiasi UV pada orang hamil tidak diperbolehkan, kami tidak dapat menguji secara ilmiah efek hormonal avobenzone pada mereka, jadi sebaiknya [mereka] menggunakan tabir surya mineral yang tidak terbukti terserap ke dalam aliran darah,” ujarnya.

Tabir surya mineral juga merupakan formulasi pilihan untuk anak-anak (terutama sebelum masa pubertas) untuk menghindari potensi efek pada hormon mereka.

Selain potensi masalah kesehatan, avobenzone juga mendapat kelemahan karena dampaknya terhadap lingkungan. “Ada bukti toksisitas dan potensi bioakumulasi di lingkungan perairan,” kata Guavera.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak penelitian yang menyatakan bahwa bahan-bahan tertentu termasuk avobenzone dapat merusak terumbu karang. Dokter Karp mencatat bahwa penelitian ini hanya dilakukan di laboratorium dan tidak mewakili kehidupan nyata, namun hal tersebut tidak menghentikan pelarangan penjualan tabir surya yang mengandung avobenzone di beberapa tempat.

Dalam kedua kasus tersebut, belum ada informasi yang cukup jelas untuk memastikan apakah avobenzone itu "baik" atau "buruk". Jadi, pertimbangkan baik-baik saat memilih tabir surya yang mengandung avobenzone.

Pilihan Editor: Tips Memakai Sunscreen Lebih dari Sekali, Perlindungan Kulit Wajah Maksimal

BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."