Emma Stone dan busana Golden Globenya/Instagram

Kecantikan

Pesan di Balik Makeup Emma Stone

Jumat, 12 Januari 2018 11:04 WIB
Reporter : Tabloid Bintang Editor : Yunia Pratiwi

TEMPO.CO, Jakarta - Ajang penghargaan di bidang perfilman Golden Globe Awards 2018 pada Minggu 7 Januari, masih menyimpan sejumlah cerita. Salah satunya makeup Emma Stone yang ternyata memiliki pesan tersembunyi.

Pada ajang penghargaan tersebut, seluruh pelaku industri film Hollywood memberikan dukungan terhadap gerakan Time's Up. Gerakan ini bertujuan untuk kesetaraan dan perlawanan terhadap kekerasan seksual yang kerap terjadi, terutama di dunia hiburan.

Senada dengan gerakan Time's Up, Emma Stone pun menggunakan gaun hitam sebagai tanda keikutsertaannya melawan kekerasan seksual dan kesetaraan gender. Namun ternyata, tidak hanya gaun hitamnya saja pemilihan warna makeup juga memiliki pesan kesetaraan gender atau biasa disebut feminisme, seperti dilansir Allure.

Makeup artist Rachel Goodwin adalah yang membantu Emma Stone untuk menyampaikan pesan tersebut lewat riasan. Beberapa orang memutuskan untuk menahan diri dengan makeup mereka, tetapi saya bertanya pada diri saya sendiri bagaimana saya bisa mengirim pesan dengan keindahan yang sesuai (dengan gerakan Time's Up)?" ujar Goodwin. (Baca: Warna Hitam Tanda Protes di Golden Globe Awards 2018)

Goodwin melakukan riset dan akhirnya ia mengambil inspirasi dari Women's Suffrage Movement atau Gerakan Hak Milik Perempuan pada awal 1900-an. "Saya menemukan spanduk, selempang, pin, dan perhiasan yang luar biasa yang dimiliki wanita dari gerakan tersebut dan mereka semua memiliki ketiga warna ini yakni hijau, ungu, dan putih. Itulah warna Suffragist," ujar Rachel.

Alhasil, Goodwind menerapkan tiga warna Suffragist pada wajah cantik Emma Stone. "Matanya berwarna hijau, bibir dan pipinya berwarna ungu, dan ada bagian putih di bagian dalam matanya dan di sepanjang alisnya," ujarnya.

Ketika mengetahui makna dari riasan yang diterapkan Goodwin kepadanya, Emma Stone sangat senang dan antusias. "Dalam literatur, ungu adalah warna kerajaan yang mewakili darah kerajaan yang mengalir melalui pembuluh darah setiap Suffragette. Insting mereka untuk bebas dan bermartabat. Putih berarti kemurnian dalam kehidupan bermasyarakat dan pribadi. sedangkan hijau adalah harapan. itulah mengapa mereka (Women's Suffrage Movement) memilih warna itu dan ketika saya menjelaskan kepadanya Emma, dia sangat senang," ungkapnya.

"Sentimen keseluruhan malam ini adalah tentang setiap orang yang hadir bersaman-sama dalam aksi solidaritas dan bergerak melawan kekerasan seksual, dan ini menjadi pesan yang sangat penting. Kami tahu (feminisme) akan menjadi sentimen malam ini," ujar Goodwin.

TABOIDBINTANG