ilustrasi pernikahan muda (pixabay.com)

kesehatan

Ketahui Sebab Nikah Muda Berisiko Lahirkan Anak Stunting

Rabu, 30 Oktober 2019 16:00 WIB
Reporter : Antara Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Beragam risiko pernikahan di usia remaja, salah satunya adalah melahirkan anak kerdil atau stunting. Hal itu diungkapkan Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA-IPB), Ujang Sumarwan. Menurut profesor ini, kasus anak kerdil dibanding usianya banyak ditemukan pada keluarga yang menikah usia muda.

"Ketidaksiapan secara fisik dan mental pada ibu yang hamil pada usia muda mengakibatkan berbagai tantangan selama proses kehamilan hingga melahirkan," kata Ujang di Bogor, Jumat, 25 Oktober 2019.

Dalam jangka panjang, terbatasnya pengetahuan ibu tentang pentingnya persiapan gizi pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan juga meningkatkan risiko anak mengalami gangguan pertumbuhan hingga stunting.

Terkait hal itu, Ujang mengatakan walau ekonomi terus tumbuh, di bidang gizi dan kesehatan, Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai tantangan termasuk stunting.

"Saya meyakini edukasi remaja adalah sebuah terobosan karena peningkatan pengetahuan gizi sebelum memulai keluarga akan berkontribusi pada kesadaran akan kesehatan ibu dan anak di masa penting dalam kehidupannya, termasuk memutus rantai persoalan stunting," ungkap Ujang.

WHO menyebutkan usia remaja dimulai dari usia 10 hingga 19 tahun. Ketika memasuki masa ini remaja mengalami perubahan fisik, fungsi reproduksi, psikis, dan sosial. Sayangnya, dalam masa perubahan tersebut, remaja banyak yang mengalami kekurangan gizi.

Data Studi Diet Total (2014) menunjukkan bahwa remaja di Indonesia usia 13-18 tahun mengalami defisiensi protein dan energi yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada ibu dan janin.

ANTARA