Mona Ratuliu Ungkap Awal Mula Putrinya Mengalami Masalah Kesehatan Mental

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Mona Ratuliu/Ajinomoto

Mona Ratuliu/Ajinomoto

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris, Mona Ratuliu dalam podcast Ngobrol Asix bersama dengan Ashanty, menceritakan kisah di balik bagaimana awal mula sang putri mengalami gangguan kesehatan mental, depresi.

Mona Ratuliu menceritakan bahwa awal mulanya itu, pada saat putrinya Mima Shafa masih duduk di bangku Sekolah Dasar, tanda-tandanya adalah dimulai dari fisik terlebih dahulu. "Ketahuannya tuh fisik dulu, suka sakit perut tiba-tiba minta jemput (pulang) sekolah, sesak napas," ungkap Mona.

Setelah bolak-balik masuk UGD dengan alasan yang sama, yaitu sakit perut, tetapi setelah di-cek tak ada penyakit apa-apa, Mona pun memutuskan untuk mencoba melakukan pemeriksaan dengan Dokter Gastro anak. Setelah ke dokter perut,dokter pun menyarankan untuk pergi ke psikolog. 

"Ternyata, tanda-tanda anak dengan kesehatan mental yang perlu diperhatikan itu awalnya emang fisik dulu," ungkap Mona Ratuliu.

Dari situlah, sejak SMP sang putri mulai rutin untuk ke psikolog. Kemudian, pada saat SMA sang putri sudah mengetahui bahwa ia menderita panic attack. "dia udah tahu, pas SMA kelas 1 kalau dia panic attack, dan mulai self harm," jelas Mona.

Kemudian, tibalah masa pandemi, pada saat pandemi, awalnya sang putri pun senang karena tidak bertemu banyak orang. "Ternyata dia depresi, nggak mudah sih pandemi itu untuk orang seperti Mima dengan kesehatan mental yang memang unik," tutur Mona.

Mona Ratuliu turut berbagi awal mula sang putri ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Awalnya, sang putri melakukan self harm, kemudian, mungkin karena sang putri tak dapat mengungkapkan apa yang ia rasakan langsung kepada sang ibu, ia pun mengungkapkannya kepada gurunya sendiri. 

"Dia minta tolong gurunya, untuk sampein ke aku, Alhamdulillah dia hebat dan seberani itu untuk menyampaikan apa yang ia rasakan," ungkap Mona.

Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa momen yang membuatnya kaget adalah momen di mana sang guru bercerita.  "Ada yang ingin Mima sampai-in ke Bunda dan Yanda, tapi tidak bisa menyampaikan sendiri". Nah itu aku syok banget, aku nangis. Kenapa anakku, soalnya di rumah baik-baik aja," ungkapnya.

Mona Ratuliu pun menceritakan lebih dalam terkait dengan kondisi sang anak ini. Ia bercerita bahwa, putrinya tak boleh dibiarkan sendirian. "Semakin dia sendiri, semakin tenggelam dalam kegelapan, semakin kayak dihisap sama gelapnya pikirannya, kalo professonal jelasinnya ada unsur kimiawi dalam otaknya yang memang berbeda," jelas Mona.

Pilihan Editor: Mima Shafa Cerita Soal Kesehatan Mental, Bersyukur Punya Support System

WIDYA FITRIANINGSIH 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."