CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi banyak orang, kata diet sering diartikan sebagai menahan lapar atau mengurangi porsi makan. Padahal, kenyataannya menurunkan berat badan jauh lebih kompleks daripada sekadar menghitung kalori yang masuk dan keluar. Ada banyak faktor lain yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam mencapai berat badan ideal.
Menurut dr. Guadelupe Maria Melissa, Certified Obesity & Weight Management Consultant, obesitas memiliki kaitan erat dengan kesehatan metabolik, energi tubuh, serta kualitas hidup seseorang.
Artikel Terkait:
Rahasia Diet Golongan Darah: Mana Pola Makan yang Cocok untuk Kamu?
“Banyak pasien gagal diet karena metode yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka. Setiap tubuh memiliki kondisi berbeda, jadi cara yang berhasil pada satu orang belum tentu cocok untuk orang lain," jelasnya dalam siaran pers Lightweight Challenge (LWC) 2025 yang digelar oleh LightHouse, Rabu, 8 Oktober 2025.
Sebagai contoh, pada penderita PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), terjadi ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan resistensi insulin. Akibatnya, tubuh lebih mudah menyimpan lemak dan meningkatkan nafsu makan.
Karena itu, sebelum mengubah pola makan, dr. Melissa menekankan pentingnya memahami kondisi medis terlebih dahulu. “Jika penyebab utama seperti gangguan hormon atau masalah metabolisme tidak diatasi, maka program menurunkan berat badan akan sulit dicapai dan hasilnya tidak akan bertahan lama,” tambahnya.
Diet Seimbang, Bukan Diet Ekstrem
Artikel Terkait:
Waspada Coffee Lovers! Kopi Beraroma Mengintai Kadar Gula Darah
Tak sedikit orang yang tergoda mencoba metode diet ekstrem demi hasil instan. Padahal, kunci utama dalam menjalankan diet bukanlah seberapa cepat berat badan turun, melainkan kemampuan menjaga keseimbangan dan konsistensi. “Diet yang baik bukan berarti menyiksa diri. Kita tetap bisa menikmati makanan, asal tahu kapan, bagaimana, dan seberapa banyak,” ujarnya.
Untuk mendapatkan pola makan yang tepat, konsultasi gizi menjadi langkah penting. Veronica, Nutritionist Program Manager LIGHT Group, menegaskan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda tergantung usia, aktivitas, serta kondisi medis.
“Kami menerapkan prinsip personalized diet, yaitu diet rendah kalori dengan gizi seimbang yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien. Dengan cara ini, hasil penurunan berat badan bisa lebih stabil dan bertahan lama,” jelasnya.
Faktor Emosional Juga Berperan Besar
Selain kondisi medis dan nutrisi, keberhasilan diet juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Naomi Tobing, Psikolog Klinis, mengungkapkan bahwa emosi sering kali menjadi pemicu pola makan yang tidak sehat.
“Banyak orang makan bukan karena lapar, tapi karena stres, bosan, atau kecewa. Pola emotional eating seperti ini kerap tidak disadari, tapi bisa menggagalkan proses diet,” katanya.
Kemampuan mengelola stres dan menjaga motivasi realistis menjadi bagian penting dari perjalanan menurunkan berat badan. Tanpa pengendalian emosi, seseorang mudah kembali pada kebiasaan lama yang membuat berat badan naik lagi.
“Diet bukan soal seberapa cepat hasilnya terlihat, tapi bagaimana kita mengubah pola pikir. Ketika sudah berdamai dengan makanan dan diri sendiri, hasilnya akan lebih tahan lama,” tambah Naomi.
LIGHThouse Komit Urus-in Obesitas, Ajak Diet Bareng
Bagi sebagian orang yang belum pernah melaluinya, menurunkan berat badan merupakan sebuah perjalanan dalam melakukan perubahan mindset dan perilaku yang cukup sulit, begitu yang dialami oleh Febrina Elissa yang akhirnya berhasil menurunkan berat sebanyak 24.5kg setelah mengikuti kompetisi LIGHTweight Challenge (LWC) dari LIGHThouse Clinic pada tahun 2016 dan masih mempertahankan berat badannya hingga hari ini.
Obesitas erat kaitannya dengan kesehatan metabolik, energi, dan kualitas hidup. Banyak pasien gagal diet karena metode yang mereka ikuti tidak sesuai dengan kebutuhan personal, sehingga hasilnya tidak bertahan lama.
Kisah sukses Febrina sebagai salah satu lulusan LIGHTweight Challenge serta puluhan ribu pasien dari klinik LIGHThouse merupakan latar belakang LIGHTweight Challenge (LWC) 2025 kembali dilaksanakan.
Sebagai weight control center di Indonesia, LIGHT Group kembali menunjukkan komitmennya dalam melawan obesitas, kompetisi LWC ini dilaksanakan untuk mengajak masyarakat menjalani perjalanan penurunan berat badan yang tidak hanya sehat dan efektif, tetapi juga menyenangkan serta berkelanjutan.
Berbeda dari sekadar lomba diet, LWC 2025 menghadirkan perjalanan transformasi menyeluruh selama 12 minggu dengan bimbingan dokter, ahli gizi, dan psikolog. Program ini bertujuan tidak hanya menurunkan berat badan secara optimal, tetapi juga membentuk kebiasaan baru agar peserta mampu mempertahankan hasilnya dalam jangka panjang.
Chief Marketing Officer LIGHT Group, Anna Yesito Wibowo, mengatakan melalui LIGHTweight Challenge 2025, kami ingin kembali mendampingi masyarakat, dan hadir sebagai solusi bagi individu-individu yang berjuang melawan obesitas. Melalui LWC, para peserta akan merasakan pengalaman diet yang komprehensif dan yang paling penting, dengan metode LIGHTweight program, akan membentuk pola pikir baru dan kebiasaan sehat jangka panjang.
Dengan semangat “Diet Bareng”, peserta LWC akan merasakan pengalaman layaknya pasien LIGHThouse yang mendapatkan pendampingan medis, program diet personalisasi, dan yang terasa nyata adalah pemberian dukungan antara para peserta. Program ini sudah terbukti mampu memberikan hasil nyata dan mendapatkan antusiasme pendaftar yang tinggi sejak pertama kali digelar pada tahun 2014.
Peserta lainnya di tahun 2018, yaitu Dinda, mengalami obesitas dikarenakan menderita PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), ketidakseimbangan hormon yang dialami membuat tubuh resisten terhadap insulin sehingga menyebabkan penumpukan lemak dan peningkatan nafsu makan. Dinda kemudian mengikuti LWC dan berhasil menurunkan berat badan sebanyak 29 kg melalui program diet
LIGHTweight.
Berbagai karakter peserta LWC dengan latar belakang kesehatan yang berbeda-beda, dengan menjalani program diet LIGHTweight, yang menekankan prinsip diet rendah kalori dengan gizi seimbang, mampu memberikan hasil penurunan berat badan secara bertahap dan maksimal.
Tidak ada metode ekstrem, melainkan personalized diet yang disesuaikan dengan tipe kepribadian dan kondisi medis masing-masing pasien, “Dengan adanya dukungan medis, psikologis, kami berharap masyarakat semakin bersemangat untuk menjalani gaya hidup sehat bersama LIGHThouse,” tambah Anna Yesito Wibowo.
Pilihan Editor: Cara Memilih Yoghurt untuk Diet dan 10 Rekomendasinya
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.