Sering Dihakimi, Gen Z Ternyata Memiliki Potensi Bisa Membuat Hidup Lebih Seimbang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi remaja gaul. Shutterstock

Ilustrasi remaja gaul. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Istilah Gen Z sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, gen Z adalah mereka yang lahir di tahun 1997 - 2012, di mana usia sekarang sekitar 11 hingga 27 tahun. Generasi tersebut lahir di zaman dunia digital sudah sangat mahir dan diandalkan. Gen Z lahir dan tumbuh besar bersamaan dengan teknologi yang terus berkembang. 

Oleh karena itu, Gen-Z yang hidup di tengah berbagai privilege dan kemudahan, seringkali di-judge dan dipandang sebelah mata. Julukan mager, impulsif, FOMO (fear of missing out), lembek, dan cuek, tak jarang menjadi stereotype mereka. Padahal, banyak penelitian menemukan mayoritas Gen-Z merupakan individu yang kritis, kreatif, inovatif, mandiri, dan ambisius.

Namun, meskipun dihadapkan dengan berbagai kemudahan dari adanya teknologi yang lebih instan, di balik hal tersebut, terdapat rintangan, hambatan, dan halangan yang dihadapi. Hal ini berarti, yang dijalani Generasi Z juga tidak sepenuhnya mudah. 

"Mereka dihadapkan dengan segala tekanan dan tuntutan dari generasi sebelumnya, termasuk tuntutan pada diri sendiri. Adanya kompetisi, persaingan, fomo, saling membandingkan diri, hal-hal seperti itulah yang terkadang dirasakan oleh para Gen Z," ucapnya dalam talkshow Greenfields EXTRA, Sabtu, 12 Agustus 2023. 

Lebih detail, Psikolog Klinis dan Remaja Tara de Thouars mengatakan jikaGen-Z dihadapkan dengan berbagai tantangan yang sangat bertolak belakang dengan generasi sebelumnya. Lihat bagaimana beban mereka makin tinggi - dari inner circle maupun social media, biaya hidup meningkat, dan kondisi lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Banyaknya tekanan bahkan membuat lebih dari separuh Gen-Z mengalami isu kesehatan mental, dan yang terbesar adalah di Asia (51 persen). Jadi miskonsepsi mengenai Gen-Z harus segera dihentikan karena basically prinsip hidupnya berbeda.

Tara juga menambahkan para Gen-Z ini layak mendapatkan predikat 'Generasi EXTRA' karena meski digempur stigma negatif, mereka tetap mau serba all out menghadapi berbagai tantangan dan di sisi lain tetap menyeimbangkan antara produktivitas, leisure, dan kesehatan mental.

Fiona Anjani Foebe, Chief Marketing Officer Greenfields Indonesia mengatakan  pihaknya percaya bahwa para Gen-Z tidak sama dengan generasi sebelumnya, mereka adalah Generasi EXTRA, para game changers yang memiliki semangat dan pengaruh kuat serta menjadi kunci bonus demografi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Bayangkan saja saat ini terdapat sebanyak 62 persen Gen-trepreneur Z yang telah memulai atau ingin memulai bisnis.

Dengan menjadi Generasi yang diharapkan membawa perubahan lebih baik, terkadang menjadi beban tersendiri bagi setiap orang, karenanya, penting untuk mendapatkan support system dari orang-orang tepat di sekitar. Selain itu, Fiona juga menambahkan, "Greenfields EXTRA kami hadirkan sebagai support system dalam mendampingi Gen-Z yang dinamis dan rela go the extra mile untuk mewujudkan segala impian." 

Diperlukan pula nutrisi dan kandungan berkualitas sebagai pendukung dalam menjalani kehidupan sebagai Generasi Z. 

Pilihan Editor: Naura Ayu bagi Cerita Pahit Manis Lahir Sebagai Gen Z, Pentingnya Punya Self Control

AN NISA RISTIANTI

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."