Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bukan Sekadar Hormonal, Jerawat Ternyata Berkaitan dengan Skin Barrier

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi  jerawatan di antara alis. Istimewa

Ilustrasi jerawatan di antara alis. Istimewa

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak yang mengira jerawat hanya persoalan remaja, hormon, atau fase yang akan hilang seiring bertambahnya usia. Faktanya, jerawat bisa muncul kapan saja dan menjadi salah satu alasan utama orang mencari bantuan dermatolog di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, jerawat masih menempati peringkat pertama masalah kulit, dialami oleh sekitar 58 persen masyarakat dalam 12 bulan terakhir.

Data menunjukkan, jerawat dialami 95 persen anak laki-laki dan 85 persen anak perempuan berusia 15–20 tahun. Namun, masalah ini tidak berhenti di usia remaja: di usia 20-an jerawat masih dialami 54 persen perempuan dan 40 persen laki-laki, bahkan di usia 40-an tercatat 25 persen perempuan dan 12persen laki-laki masih berjuang dengan kondisi ini.

“Jika tidak ditangani dengan tepat, jerawat bisa berdampak lebih luas mulai dari menurunnya rasa percaya diri, suasana hati yang memburuk, hingga memengaruhi interaksi sosial,” jelas Pandu Brodjonegoro, Marketing Director L'Oréal Dermatological Beauty Indonesia.

Pentingnya Skin Barrier dalam Perawatan Jerawat

Munculnya jerawat erat kaitannya dengan terganggunya skin barrier, yakni lapisan pelindung kulit terluar yang terdiri dari sekitar 50 persen ceramide, 25 persen kolesterol, dan 10–25 persen asam lemak. Saat cadangan ceramide berkurang, kulit menjadi lebih kering, mudah pecah-pecah, hingga rentan terhadap peradangan akibat polusi atau alergen.

“Ketika kandungan ceramide rusak, skin barrier terganggu sehingga menimbulkan kemerahan, peradangan, atau rasa gatal. Untuk memperbaikinya, penting menutrisi kulit dengan jenis ceramide yang tepat khususnya ceramide 1, 3, dan 6-II,” ungkap dr. Vidyani Adiningtyas, Sp. DVE, Dermatolog Dermsquad CeraVe Indonesia.

Ia menambahkan, formula dengan teknologi pelepasan bertahap lebih efektif karena ceramide dapat dilepaskan perlahan, bertahan lebih lama di kulit, dan menjaga hidrasi sepanjang hari.

dr. Vidyani Adiningtyas, Sp. DVE, Dermatolog, Dermsquad CeraVe Indonesia dan Pandu Brodjonegoro, Marketing Director, L'Oréal Dermatological Beauty Indonesia dalam acara CeraVe Blemish Control Range: Lawan Jerawat dalam 3 Hari, Tanpa Merusak Skin Barrier di Jakarta, Selasa, 30 September 2025/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Menjawab kebutuhan masyarakat dengan acne-prone skin, CeraVe resmi meluncurkan rangkaian terbaru Blemish Control Range pada acara CeraVe Acne Academy di Mal Kota Kasablanka hingga 5 Oktober 2025).

Diformulasikan bersama dermatolog, rangkaian ini mengandung: Tiga ceramide esensial (1, 3, dan 6-II) untuk memperkuat skin barrier, MVE Delivery Technology yang melepas bahan aktif secara bertahap, menjaga kelembapan sepanjang hari.

“Sejak hadir di Indonesia pada awal 2024, CeraVe semakin diterima konsumen. Tahun ini, kami melangkah lebih jauh dengan menghadirkan solusi untuk jerawat sekaligus edukasi lewat CeraVe Acne Academy,” ujar Silvia Yohana, General Manager L'Oréal Dermatological Beauty Indonesia.

Edukasi lewat CeraVe Acne Academy

Tak hanya meluncurkan produk, CeraVe juga menekankan pentingnya edukasi dalam perawatan jerawat. Melalui CeraVe Acne Academy, pengunjung bisa mendapatkan:

Skin check dan konsultasi langsung bersama dermatolog,

Games interaktif untuk membedakan mitos dan fakta jerawat,

Produk experience corner untuk mengenal formula Blemish Control Range lebih dekat.

“Inisiatif ini hadir untuk membantu masyarakat memahami bahwa jerawat bukan hanya masalah kulit sementara, tetapi kondisi berulang yang butuh perawatan tepat dan konsisten,” tambah Pandu.

Pilihan Editor: Say Good Bye pada Jerawat di Dagu, Simak Tips Mengatasinya Berikut Ini

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement