Psikolog Ungkap Dampak Curhat Masalah Keluarga di Medsos

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Krisdayanti atau KD tengah berselisih paham dengan Aurel dan Azriel Hermansyah, anak dari pernikahannya dengan Anang Hermansyah. Salah paham ibu dan anak ini bermula dari komentar Aurel di unggahan foto Lebaran keluarga Krisdayanti di Instagram pada 25 Mei 2020.

"Minal aidin wal faidzin mii.. Kabarin ya mi kalau udah ada waktu buat ketemu / zoom juga gak papa kok," tulis kakak dari Azriel ini.  

Krisdayanti pun merespons unggahan putrinya, "@aurelie.hermansyah anak mimi sayang, mimi Om dan adik adik kan Pintu rumahnya selalu terbuka untuk anak anak mimi, aurel & azriel. Dengan senang hati nak alhamdulillah," ucapnya.

Kemudian, Aurel membalas, "Ok mi nanti malem kita zoom ya, soalnya whatsapp aku ga dibales-bales kan mi," tulis Aurel.

Masih lewat Instagram, Krisdayanti mengklarifikasi bahwa dirinya merespons pesan putrinya. 

"Bismillahirrahmanirrahim...Dalam setiap kesempatan sesibuk dan selimit apapun waktu saya, selalu saya upayakan perhatian khusus untuk semua anak anak baik yang yang bersama saya maupun aurel & azriel," tulis Krisdayanti di Instagram pada Ahad, 7 Juni 2020.

Adik Yuni Shara ini mengaku ponsel tak selalu bersama dirinya selama 24 jam. Maka dari itu, bervariasi kecepatannya dalam membalas pesan atau teks. 

"Jadi pada kesempatan ini saya ingin mengklarifikasi berita yang beredar bahwa saya tidak membalas bila ada pesan dari anak saya itu sama sekali tidak benar. Sebaliknya saya merasa bahagia mendapatkan pesan dari mereka dan begitu membaca saya langsung membalas," jelas istri Raul Lemos itu.

Unggahan KD di atas direspons Azriel lewat unggahan Instagram Stories dan postingan Instagram. Ia meluapkan emosi hingga membeberkan perlakuan kurang menyenangkan dari Raul Lemos yang disebutnya dengan Om dan Krisdayanti kepada ia dan kakaknya.

Konflik KD, Aurel, dan Azriel yag diumbar di media sosial ini sangat disayangkan oleh sejumlah warganet. Mengingat media sosial merupakan ruang publik, tentu ada konsekuensi yang harus diterima.

Psikolog Anisa Cahaya Ningrum mengatakan cerita masalah keluarga di media sosial atau medsos adalah tindakan yang berisiko dengan berbagai alasan. Antara lain, membuka peluang bagi siapa pun untuk memberi komentar sesuka hatinya, termasuk komentar yang negatif.

"Kehidupan keluarga akan terlihat terang benderang di mata publik, sehingga kita lagi punya privasi, membuka peluang pada publik untuk memberikan penghakiman atas kasus yang dihadapi, dan kita seolah menjadi tersangka yang dianggap salah," ujar Anisa saat dihubungi Tempo.co, Senin, 8 Juni 2020. 

Ia menambahkan, banyaknya komentar yang beraneka ragam, orang yang terlibat konflik akan mengalami kesulitan untuk berpikir jernih dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akibatnya, masalah jadi bertambah panjang. 

Ini tak hanya berdampak pada orang dewasa, anak-anak pun turut menjadi korban. Ketika permasalahan sedang berlangsung, dan penghakiman publik ramai dibicarakan, maka anak bisa mengalami stres, bahkan berujung depresi.

"Anak bisa mengalami gejala gangguan tidur, gangguan makan, dan sulit konsentrasi. Belum lagi beban pikiran dan kesulitan memusatkan perhatian, maka bisa terjadi masalah dalam proses belajarnya di sekolah," katanya.

Risiko lain terkait dengan kualitas hubungan sosial. Anak mungkin menjadi malu dan menarik diri dari interaksi sosial. Enggan bertemu teman dan merasa tidak percaya diri ketika muncul di depan publik.

Anak juga bisa kehilangan respek pada orang tua yang sedang berkonflik karena memberikan contoh yang membuat anak tidak nyaman. Dalam kondisi perselisihan yang berat, anak bisa mengalami trauma atas konflik yang dihadapi dengan orang tuanya.

EKA WAHYU PRAMITA | SILVY RIANA PUTRI 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."