Victoria Beckham berpose dengan medali yang diraihnya, Fashion Icon Award dalam People Choice Awards di Santa Monica, California, AS, 11 November 2018. REUTERS/Danny Moloshok

mode

Victoria Beckham Akui Pasar Cina Berperan dalam Industri Mode

Jumat, 21 Februari 2020 08:01 WIB
Reporter : Non Koresponden Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Virus corona yang berawal di Cina mempengaruhi berbagai industri, termasuk fashion. Lini fashion Victoria Beckham salah satu yang merasakannya. Ia mengungkapkan bahwa bahwa bisnis mode miliknya terhambat karena masyarakat Beijing dikarantina guna mencegah penyebaran penyakit. Padahal Cina adalah salah satu pasar terbesar industri ini.

Anggota Spice Girl ini mempersembahkan koleksi Musim Gugur/Musim Dingin 2020 di London Fashion Week dan dihadiri oleh suaminya, David Beckham serta keempat anaknya, Brooklyn, Romeo, Cruz, dan Harper pada Ahad, 16 Februari 2020.

Peragaan koleksinya di runway memang berjalan mulus. Di balik itu semua, Victoria Beckham khawatir dengan virus corona sebagai seorang ibu dan pengusaha.

"Saya merasa semua orang khawatir dengan itu (virus corona). Saya pikir hal itu juga telah mempengaruhi bisnis,” kata Victoria kepada CNBC, seperti dikutip dari Metro.

Hingga Kamis, 20 Februari 2020, korban meninggal akibat virus corona telah mencapai 2.120 orang. Adapun jumlah kasusnya sebanyak 76.262 yang sebagian besar terjadi di Provinsi Hubei, Cina.

Penduduk yang kembali ke ibukota Beijing, diperintahkan untuk tetap dikarantina selama 14 hari. Jadi, penggemar mode dari wilayah tersebut tidak dapat melakukan perjalanan dari Cina untuk menghadiri pekan mode yang telah berlangsung di New York dan London, serta pertunjukan yang sedang berlangsung di Milan, menyusul Paris.

Tentu hal ini memiliki dampak besar pada ekonomi global, tak terkecuali dengan industri fashion. “Anda tahu, Cina jelas merupakan pasar besar bagi kami dan saya pikir itu sama bagi semua orang. Saya rasa ini mengerikan,” tutur Victoria Beckham.

Fashion bukan satu-satunya industri yang dirugikan tanpa pasar Cina. The Sunday Times melaporkan bahwa rencana penayangan film James Bond terbaru No Time To Die telah dibatalkan, setelah 70.000 layar bioskop di negara tersebut terpaksa ditutup.



ALFI SALIMA PUTERI