Ilustrasi menyusui. SpineUniverse

kesehatan

Ketahui Pil Kontrasepsi yang Aman bagi Ibu Menyusui dan ASI

Selasa, 27 Agustus 2019 07:30 WIB
Reporter : Sehatq.com Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Kebalikan dari perempuan yang ingin segera hamil usai melahirkan, jika Anda ingin menunda kehamilan pentingnya memilih kontrasepsi yang tepat. Kehadiran kontrasepsi ini berperan besar mengingat pasangan suami istri sudah bisa kembali melakukan aktivitas seksual setelah enam minggu melahirkan. Perhatikan pula kondisi Anda yang sedang memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

Salah satu metode kontrasepsi yang efektif adalah pil KB. Tapi bagaimanakah dengan keamanannya untuk bayi dan kualitas ASI? Semua kontrasepsi hormonal umumnya aman digunakan oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Bayi yang disusui juga tidak akan terkena dampak negatifnya.

Akan tetapi, kekhawatiran mungkin lebih kepada kemampuan ibu dalam memberi ASI. Misalnya, apakah kontrasepsi hormonal akan mengurangi jumlah ASI yang diproduksi oleh ibu menyusui atau tidak.

Sebagian besar pil kontrasepsi mengandung hormon estrogen dan progesteron. Sebagian ibu menyusui tidak mengalami masalah apapun saat menggunakan pil KB ini. Namun sebagian lainnya bisa saja mengalami penurunan produksi ASI, bahkan ada yang produksinya sampai terhenti akibat pengaruh hormon estrogen dalam pil KB.

Bagi ibu-ibu yang masih ingin menyusui bayinya, ada pilihan pil KB yang ditujukan khusus bagi ibu menyusui. Istilahnya adalah pil mini, yang hanya mengandung progestin (bentuk sintetis dari hormon progesteron).

Satu paket pil KB tersebut berisi 28 pil tanpa placebo. Pil mini harus diminum setiap hari pada waktu yang sama, sehingga ibu menyusui akan mendapatkan dosis progestin yang sama tiap harinya.

<!--more-->

Berbeda dengan pil kombinasi estrogen dan progesteron, pil KB yang hanya berisi progestin memang ditujukan untuk ibu yang masih menyusui. Beberapa organisasi kesehatan, seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO), American Academy of Pediatrics, dan American College of Obstetricians and Gynecologists, telah menyepakati bahwa pil KB progestin cocok digunakan ibu menyusui.

Pil KB progestin tidak memengaruhi produksi ASI. Bahkan pada sebagian ibu menyusui, terjadi sedikit kenaikan jumlah ASI yang dihasilkan ketika menggunakan pil KB ini. Memang, progestin kemungkinan akan tetap masuk ke dalam ASI, tapi jumlahnya sangat kecil. Banyak penelitian hingga saat ini juga tidak menemukan bukti bahwa keberadaan sedikit progestin dalam ASI akan berdampak pada perkembangan bayi.

Penggunaan pil KB progestin bisa dibilang sebagai metode kontrasepsi yang 100% efektif apabila sang ibu masih memberikan ASI eksklusif pada bayinya, belum kembali menstruasi, dan menggunakan pil KB dengan tepat dan sesuai petunjuk.

Bagi para ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pada bayinya, disarankan untuk mulai menggunakan pil KB progestin pada enam minggu pascapersalinan. Dalam periode waktu tersebut, produksi ASI diharapkan sudah stabil.

Meski ibu yang menyusui secara eksklusif mulai kembali berhubungan intim sebelum enam minggu pascapersalinan, hal ini biasanya masih dianggap aman meski tanpa kontrasepsi. Kenapa? Alasannya, ibu yang menyusui secara eksklusif tidak akan mengalami ovulasi dalam waktu di bawah enam minggu setelah melahirkan.

Lain halnya jika sang ibu memilih untuk memberikan susu formula pada bayinya (sepenuhnya maupun sebagai selingan ASI). Pada kasus ini, ovulasi mungkin saja terjadi lebih cepat dan sebelum enam minggu. Karena itu, mereka disarankan untuk mulai menggunakan pil KB progestin pada tiga minggu pascapersalinan.

Sama seperti penggunaan pil KB pada umumnya, efek samping pil KB untuk ibu menyusui bisa berupa spotting alias pendarahan ringan pada vagina. Waktu kemunculan spotting biasanya tak terduga. Spotting biasanya muncul saat sang ibu lupa atau terlambat mengonsumsi pil.

Saat sudah rutin menggunakan pil KB untuk beberapa waktu, efek samping ini akan hilang. Namun, penggunaan pil juga bisa menyebabkan menstruasi terhenti untuk sementara pada ibu menyusui.

Apapun jenis pil kontrasepsi yang akan Anda pilih, penggunaannya harus didahului dengan konsultasi dan anjuran dari dokter. Jadi, Anda bisa memperoleh informasi selengkapnya sekaligus menentukan metode KB yang tepat.

SEHATQ