10 Mitos yang Salah Tentang ASI dan Ibu Menyusui

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi menyusui. MomTricks

Ilustrasi menyusui. MomTricks

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kegiatan menyusui tidak hanya mentransfer gizi dari ibu kepada bayi, tapi juga bagian menciptakan ikatan antara ibu dengan buah hati. Namun, banyak tantangan yang ditemui ibu menyusui ketika melakukan aktivitas ini, termasuk berbagai mitos tentang Air Susu Ibu (ASI) dan menyusui.

Agar terhindar dari mitos yang menyesatkan, berikut 10 dari banyak mitos menyusui yang kerap dijumpai di sekitar kita, seperti dikutip dari laman Unicef.

1. Menyusui itu mudah

Banyak ibu yang menganggap menyusui itu mudah karena bayi memiliki refleks mencari payudara ibu begitu dilahirkan. Tapi, perlu diketahui ibu juga butuh latihan dan dukungan dari keluarga. Apalagi ketika ibu mulai bekerja, tantangan menyusui akan bertambah banyak.

2. Puting payudara sakit

Pada beberapa hari pertama menyusui, apalagi bagi Anda yang baru pertama kali melahirkan, mungkin muncul rasa tidak nyaman menyusui. Sebagian orang bahkan merasakan sakit karena putingnya terluka. Tapi itu bisa dihindari dengan posisi yang tepat. Pastikan bayi melekat dengan benar pada payudara. Jika Anda sudah terlanjur merasakan sakit, konsultasi laktasi atau profesional terlatih lainnya bisa membantu mengatasi. 

3. Payudara harus dicuci sebelum menyusui

Mencuci puting payudara sebelum menyusui tidak perlu, apalagi jika hanya ingin menghilangkan bau. Ketika bayi lahir, mereka sudah sangat akrab dengan bau dan suara ibu mereka sendiri. Puting menghasilkan zat yang berbau dan memiliki bakteri baik yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi seumur hidupnya.

4. ASI yang Anda hasilkan tidak cukup

Produksi ASI ditentukan oleh seberapa baik bayi melekat, frekuensi menyusui, dan seberapa baik bayi Anda menyusu. Jadi, hampir semua ibu menyusui menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya. Selain itu, jumlah ASI juga ditentukan dari dukungan keluarga dan bimbingan ahli, juga makanan dan minuman yang dikonsumsi.

5. Sebaiknya tidak menyusui ketika sakit

Umumnya, ibu yang sedang sakit masih tetap bisa menyusui. Tapi tergantung jenis penyakitnya. Hal yang diperlukan ketika Anda sakit adalah mendapatkan perawatan yang tepat, beristirahat, makan dan minum dengan baik. Dalam banyak kasus, antibodi yang dibuat tubuh Anda untuk mengobati penyakit akan menular ke bayi. Dan itu akan membangun pertahanan sendiri.

Ilustrasi menyusui. factretriever.com

6. Jangan minum obat apa pun ketika menyusui

Anda tetap bisa mengonsumsi obat ketika sedang sakit di masa menyusui. Tapi, Anda harus memberi tahu dokter bahwa sedang menyusui agar obat yang diberikan tepat. Mungkin perlu untuk minum obat pada waktu tertentu atau dalam dosis tertentu, atau untuk mengambil formulasi alternatif. Anda juga harus memberi tahu dokter bayi tentang obat apa pun yang Anda konsumsi.

7. Bayi yang menyusu sulit berpisah dari Anda

Pada dasarnya semua bayi berbeda, meskipun sama-sama menyusu. Sebagian melekat dan sebagian lagi tidak. Menyusui tidak hanya memberikan nutrisi terbaik untuk bayi, tetapi juga penting bagi perkembangan otak mereka. Menyusui bayi memang meningkatkan ikatan dengan ibu mereka. 

8. Olahraga akan mempengaruhi rasa ASI

Olahraga itu sehat, termasuk untuk ibu menyusui. Tidak ada bukti bahwa aktivitas ini mempengaruhi rasa ASI Anda. 

9. Anda tidak akan bisa menyusui jika tidak langsung dilakukan

Dokter atau perawat menerapkan inisiasi menyusui dini atau skin to skin contact begitu bayi dilahirkan. Ini dilakukan dengan membawa bayi Anda bersentuhan langsung sehingga kulit mereka menempel pada Anda.

Lebih mudah untuk mulai menyusui jika Anda mulai pada jam pertama setelah kelahiran karena refleks bayi sangat kuat pada waktu itu. Mereka siap belajar menyusui di payudara. Jika Anda memerlukan bantuan untuk meletakkan bayi Anda di payudara, mintalah dukungan dari konsultan laktasi yang memenuhi syarat atau profesional terlatih lainnya. Skin to skin contact yang sering dan menempatkan bayi ke payudara akan membantu proses menyusui.

10. Anda tidak bisa menyusui ketika kembali bekerja

Banyak ibu terus menyusui setelah kembali bekerja. Setiap negara punya kebijakan yang berbeda-beda. Di Indonesia, misalnya, pemerintah mewajibkan setiap tempat kerja memiliki ruang laktasi meskipun tak semua memenuhinya. Anda bisa memerah ASI dan memberikannya kepada bayi keesokan harinya. Jika memiliki waktu untuk menyusui selama jam kerja, Anda bisa pulang dan menyusui. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."