Menurut Studi, Booster Vaksin Pfizer Efektif 9 - 10 Bulan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer saat vaksinasi Covid-19 di Mal Cilandak Town Square, Jakarta, Rabu, 1 September 2021. Penyebab pertama adalah masyarakat belum merasa yakin dengan keamanan vaksin Covid-19 dan kedua, warga tidak bisa meninggalkan pekerjaannya untuk antre vaksin Covid-19. ANTARA/Fauzan/

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer saat vaksinasi Covid-19 di Mal Cilandak Town Square, Jakarta, Rabu, 1 September 2021. Penyebab pertama adalah masyarakat belum merasa yakin dengan keamanan vaksin Covid-19 dan kedua, warga tidak bisa meninggalkan pekerjaannya untuk antre vaksin Covid-19. ANTARA/Fauzan/

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Suntikan tambahan atau booster vaksin Pfizer dikatakan menghasilkan lebih banyak antibodi dan bahkan lebih baik dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2, menurut data awal studi.

Para peneliti di Tel Hashomer Hospital, Israel, menemukan antibodi yang dihasilkan suntikan booster mampu memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan dengan dua dosis pertama vaksin. Suntikan booster juga terbukti efektif setidaknya selama 9-10 bulan atau bahkan lebih lama, demikian seperti dikutip dari Medical Daily, Kamis, 11 November 2021.

Temuan ini didapat setelah para peneliti menganalisis data dari 728.321 orang yang menerima suntikan booster. Mereka lalu membandingkannya dengan data kelompok orang yang sama saat hanya mendapat suntikan dua dosis vaksin.

“Hasilnya menunjukkan dengan cara yang sangat meyakinkan dosis ketiga vaksin sangat efisien,” ujar kepala inovasi Clalit, Ran Balicer.

Badan POM Amerika Serikat (FDA) secara resmi mengizinkan penggunaan booster vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech pada September lalu. Selama peluncuran awal, individu berusia 65 tahun ke atas harus diprioritaskan, bersama dengan orang berusia 18-64 tahun yang berisiko tinggi menderita infeksi parah.

Sebulan setelahnya, FDA juga secara resmi mengizinkan penggunaan booster untuk vaksin Moderna dan Johnson & Johnson (J&J atau Janssen).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kemudian mengeluarkan pedoman bahwa penerima vaksin Pfizer, Moderna dan Janssen diizinkan untuk mendapatkan suntikan booster dari salah satu dari tiga merek itu.

Namun, CDC mengatakan, beberapa penerima J&J mungkin menyukai booster dari dua merek lainnya karena vaksin Janssen memiliki efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan vaksin berbasis mRNA.

Baca juga: Menurut Uji Klinis, Vaksin Pfizer Efektif 90,7 Persen untuk Anak Usia 5 - 11 Tahun

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."