Ilustrasi wanita memencet jerawat di dagu. Freepik.com/gpointstudio

kecantikan

3 Fakta Seputar Jerawat Hormon yang Perlu Kamu Ketahui

Jumat, 24 Februari 2023 09:00 WIB
Reporter : Cantika.com Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut penelitian, sebanyak 50,9 persen perempuan berusia 20-an alami jerawat hormon. Begitu pula dengan perempuan usia 40-an, kemungkinan alami jerawat hormon sebesar 25 persen. Pria juga dapat mengalami jerawat hormon, tetapi lebih sering terjadi pada wanita, terutama saat menginjak usia dewasa. Selain itu, apa lagi fakta seputar jerawat hormon? Yuk, kita belajar bersama di sini.

Penyebab Jerawat Hormon

Jerawat adalah kondisi kulit yang sangat kompleks. Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada pembentukan jerawat. Pada dasarnya, sel-sel kulit yang lengket dan produksi sebum yang berlebih akan menggumpal dan menyumbat pori-pori, menjebak bakteri di bawahnya dan memicu peradangan. Proses ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah besar kekuatan internal dan eksternal, seperti hormon, diet, stres, dan masih banyak lagi. Namun, pada dasarnya, produksi sebum yang berlebih adalah inti permasalahan dari penyebab timbulnya jerawat. Ketidakseimbangan hormon menjadi penyebab utama jerawat hormon.

Area Munculnya Jerawat Hormon

Umumnya, jerawat hormon akan muncul di dagu dan di sepanjang garis rahang, bahkan sering kali juga muncul di leher. Jerawat di punggung dan dada juga dapat dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon.

Beberapa jerawat dapat berupa pustula dan papula (jerawat yang meradang dengan kepala berwarna putih), sementara yang lain dapat berupa kista dan berada di bawah kulit.

"Jerawat kistik memiliki ukuran yang lebih dalam, lebih besar, dan dapat terjadi ketika bakteri, sebum, dan sel kulit mati terperangkap di bawah permukaan kulit dan dapat menyebabkan benjolan yang besar dan menyakitkan," jelas Kim Nichols, dokter kulit bersertifikat dan pendiri NicholsMD of Greenwich, seperti dilansir Mind Body Green, pada 20 Februari 2023.

Baca juga: Kenali Sebab Jerawat di Dalam Hidung dan Cara Mengatasinya

<!--more-->

Faktor-faktor Jerawat Hormon Semakin Meradang

1. Mengabaikan Faktor Gaya Hidup

Meskipun gaya hidup tidak dapat sepenuhnya mengendalikan hormon, ada banyak cara untuk mendukung agar gaya hidup tetap sesuai porsinya. Penuhi jam tidur yang cukup, perhatikan apa saja makanan yang kamu makan, dan seberapa parah tingkat stres juga akan memengaruhi hormon kamu.

2. Memencet Jerawat

Memencet jerawat adalah hal yang tidak boleh dilakukan, terutama jerawat yang meradang karena hormon. Jika kamu melakukan ini, kamu akan menghadapi risiko jaringan yang mengerut dan membekas, hiperpigmentasi, infeksi, dan bahkan jerawat yang sama akan kambuh lagi.

3. Mengobati Setiap Jerawat dengan Cara yang Sama

Cara mengobati jerawat yang berada pada bagian yang dalam versus komedo hitam dan komedo putih versus jerawat inflamasi sangatlah berbeda. Begitu pula dengan obat jerawat yang cocok dengan teman kamu, juga belum tentu sesuai dengan kulit kamu.

4. Menggunakan Bahan Penyumbat Pori-pori

Siapa pun yang memiliki kulit berjerawat harus lebih berhati-hati dengan produk yang mereka gunakan pada kulit. Jika kamu menggunakan bahan-bahan yang menyumbat pori-pori, jerawat akan terus muncul, tidak peduli berapa banyak perawatan pencegahan yang kamu gunakan. Periksalah daftar bahan dengan lengkap untuk produk perawatan kulit dan makeup yang kamu gunakan.

5. Tidak Ada Jeda Perawatan

Meskipun ada beberapa perawatan yang bagus di luar sana untuk mengatasi jerawat hormon membutuhkan waktu setidaknya beberapa bulan untuk melihat hasil yang signifikan. Mungkin akan membuat kamu frustrasi untuk menunggu selama itu, tapi ingatlah untuk memberikan jeda dari satu perawatan ke perawatan lainnya dalam kurun waktu beberapa bulan untuk bekerja secara optimal.

<!--more-->

Cara Mengatasi Jerawat Hormon

1. Cari Tahu Jenis Jerawat yang Kamu Hadapi

Nichols mencatat bahwa kunci untuk mengobati jerawat hormon adalah dengan terlebih dahulu mengetahui jenis jerawat yang kamu miliki. Berikut adalah panduan singkat untuk membantu kamu:

Komedo putih: Jerawat ini memiliki ujung berwarna putih dan mungkin sedikit terangkat di kulit tetapi tidak akan menjadi merah atau meradang.

Komedo: Komedo ini lebih terlihat seperti pori-pori yang tersumbat dan tampak berwarna coklat tua atau hitam. Komedo ini biasanya muncul di sekitar hidung, dagu, dan bagian tengah dahi (alias zona T). Sebagian besar komedo berbentuk datar, tetapi juga bisa terlihat terangkat.

Papula dan pustula: Jenis jerawat yang meradang ini akan berwarna merah, timbul, dan mungkin terasa lunak. Jika tidak ada komedo putih, itu adalah papula. Ketika papula merupakan jerawat yang berwarna merah, sedangkan pustula membentuk kepala putih berisi nanah.

Jerawat kistik: Ini adalah jenis jerawat yang paling parah. Jerawat merah besar yang meradang dan berada di bawah kulit, yang tidak pernah muncul ke permukaan. Jerawat ini biasanya lembut saat disentuh, tetapi kamu mungkin sedang mengalami jerawat yang lebih terasa keras dan bisa disebut dengan nodul.

2. Gunakan Kandungan yang Sesuai dengan Jerawat yang Kamu Alami

Sebelum kita membahasnya, kamu harus tahu bahwa banyak dari perawatan ini dapat memakan waktu mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jangan terlalu cepat berganti produk satu dengan produk yang lain. Berikan setidaknya waktu tiga bulan untuk melihat apakah kamu cocok dengan produk tersebut atau tidak. Berikut ini merupakan bahan-bahan yang ramah akan berbagai jenis jerawat yang sudah dijelaskan di atas.

Komedo putih dan komedo hitam: Pilihlah perawatan retinol. Sebaiknya mulailah dengan dosis rendah. Kamu juga dapat menggunakan pembersih wajah eksfoliator dengan asam salisilat untuk membersihkan minyak yang tersangkut di pori-pori, tetapi pastikan untuk membiarkannya selama satu atau dua menit agar eksfoliator bekerja dengan baik.

Jerawat yang meradang: Untuk jenis jerawat ini, kamu sebaiknya mengikuti tips di atas. Namun, kamu mungkin mendapatkan manfaat lebih dari retinoid dengan resep dokter, jika dokter kulit merekomendasikannya. Kamu juga dapat menggunakan perawatan spot seperti dengan laser untuk mendorong penyembuhan yang lebih cepat dan menghalangimu untuk terus memencet jerawat.

Jerawat kistik: Kamu dapat mempertimbangkan untuk mengganti pembersih asam salisilat dengan pembersih benzoil peroksida (biarkan selama dua menit sebelum membilasnya), pastikan untuk melembapkan kulit dengan baik setelahnya karena bahan ini dapat membuat kulit menjadi kering.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Jerawat Nodul, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

<!--more-->

3. Pola Makan Sehat

Sudah melakukan perawatan dari luar, kamu juga perlu untuk meningkatkan perawatan dari dalam dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan jangan makan-makanan siap saji terlalu sering.

4. Jangan Pakai Obat Jerawat Sekaligus

Mungkin kamu akan tergoda untuk menggunakan semua obat jerawat sekaligus, tetapi inilah masalahnya. Kamu tidak perlu bertindak secara berlebihan untuk menyembuhkan jerawat. Ini berarti memilih perawatan yang ditargetkan seperti retinoid, eksfoliator, hingga benzoil peroksida, dan produk rutinitas perawatan kulit yang mendukung penghalang.

5. Obat Resep

Jika jerawat kamu menyebabkan stres psikologis, dan dokter kulit berpikir bahwamu adalah kandidat yang tepat untuk pengobatan oral, kamu tidak perlu merasa malu untuk mengikuti saran mereka.

Untuk jerawat hormonal, ada 4 pilihan resep obat minum yang utama:

Pil KB: "Memanfaatkan kontrasepsi untuk mengatasi jerawat adalah pilihan yang populer dan membantu karena dosis oral terdiri dari bentuk sintetis hormon estrogen dan progestin wanita, yang membantu menurunkan kadar androgen," kata dokter kulit bersertifikat Gary Goldfaden.

Namun efek sampingnya adalah beberapa orang mengalami perubahan suasana hati hingga kesulitan mengatur berat badan. Jadi ketahuilah bahwa ini bukanlah satu-satunya pilihanmu, melainkan salah satunya.

Spironolakton: Obat ini awalnya dikembangkan untuk membantu mengatasi hipertensi, tetapi telah digunakan sebagai pengobatan jerawat hormon selama bertahun-tahun, tetapi hanya diizinkan untuk digunakan oleh wanita.

Menurut American Academy of Dermatology (AAD), dengan melihat catatan medis dari 85 wanita yang menggunakan spironolakton, para peneliti menemukan bahwa sepertiga dari wanita tersebut mengalami pembersihan total dan sepertiga lainnya mengalami penurunan jumlah jerawat. Hanya 7% yang tidak mengalami perbaikan.

Namun, Goldfaden mencatat bahwa obat ini terkadang dapat mengganggu siklus menstruasi yang teratur, jadi bicarakan hal ini dengan dokter kulitmu sebelum kamu mengonsumsinyaa.

Winlevi: Winlevi adalah krim topikal yang digunakan untuk mengobati jerawat di permukaan dan biasanya orang yang berusia 12 tahun ke atas menggunakan perawatan ini. "Perawatan ini digunakan untuk menurunkan jumlah minyak yang diproduksi pada kulit yang menyebabkan jerawat," kata Nichols.

Perawatan ini adalah salah satu pilihan terbaik yang tersedia untuk jerawat hormon pada pria, karena pil KB dan spironolakton hanya tersedia untuk wanita.

Isotretinoin: Sebelumnya dikenal sebagai accutane, isotretinoin adalah bentuk oral vitamin A yang digunakan untuk mengobati jerawat kistik dan nodular yang parah. Ini umumnya merupakan pilihan terakhir bagi mereka yang memiliki jerawat parah dan dapat menjadi obat yang mengubah hidup. Mereka yang menggunakan isotretinoin harus mengikuti pedoman dan protokol yang ketat termasuk tes kehamilan bulanan (bagi mereka yang bisa hamil), pemeriksaan darah, perawatan kulit, dan sering mengunjungi dokter kulit.

6. Kunjungi Dokter Kulit

Terakhir, jangan ragu untuk mengunjungi dokter kulit. Banyak orang yang beranggapan bahwa selain jerawat kistik cukup diobati di rumah saja, tetapi setiap jenis jerawat bisa mendapatkan solusi dari hasil kunjungan ke dokter kulit.

Pilihan Editor: Ketahui Sebab Bekas Jerawat Susah Hilang dan Perawatannya untuk Kulit Wajah

WIDYA FITRIANINGSIH | MIND BODY GREEN

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika