Air Putih, Cara Cepat Mengusir Lapar selain Haus

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi wanita minuma air mineral atau air putih. shutterstock.com

Ilustrasi wanita minuma air mineral atau air putih. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Air putih memang tepat untuk menjalani diet. Berkaca pada yang menjalani diet OCD, selama puasa mereka tidak boleh mengonsumsi apa pun yang berkalori kecuali air putih.

Air putih mengandung nol kalori. Jadi, jika lapar di tengah diet, air putih pilihan terbaik untuk mengusir lapar. benarkah Anda lapar?

Jika benar lapar, mengapa air putih bisa mengenyangkan? Ada fakta unik yang diungkap Riani Susanto dari B Clinic Jakarta soal lapar sungguhan dan lapar abal-abal. Tubuh tak bisa membedakan lapar dan haus. Anda yang bisa membedakan karena yang mengenal tubuh sendiri.

Baca juga:

Selain Air Putih, 8 Minuman ini Bisa Bantu Atasi Dehidrasi
Alasan Olla Ramlan Hanya Sahur dengan Air Putih

"Ketika tubuh butuh asupan dan mulut ingin mengunyah, otak memberi tahu lidah, you need salt (butuh yang asin-asin-red). Kemudian, yang terlintas di pikiran kita adalah camilan, bukan air garam," jelas Riani.

Sebenarnya ini gejala anemia atau kurang darah. Mayoritas tiba-tiba merasa lapar itu bukan karena belum makan tapi karena haus. Jadi, yang dibutuhkan air putih.

Langkah berikutnya, jika merasa lapar, perhatikan jam dan situasi perut. Misalnya, hari ini bangun kesiangan, tidak sempat makan, hanya menyeruput secangkir kopi. Lalu lewat pukul 11.00, perut berbunyi. Itu artinya Anda lapar.

Kalau pukul 06.00, Anda sempat menyambar burger dan sebotol minuman ringan, lalu pukul 09.oo sempat coffee minum kopi dan pukul 11.oo Anda merasa lapar, sebenarnya itu bukan lapar. Solusinya, air putih. Merasa lapar itu berbeda dengan menjadi lapar. Istilah gampang lapar itu tidak ada. Yang ada, gampang haus.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."