Tren Gigi Kelinci yang Sedang Digemari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi wanita tersenyum. Unsplash.com/Lesly Juarez

Ilustrasi wanita tersenyum. Unsplash.com/Lesly Juarez

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dengan perkembangan teknologi dan berbagai inovasi baru, tren kecantikan bukan hanya untuk kulit. Sekarang, bentuk gigi juga menjadi bagian dari tren kecantikan. Veneer, bahan tambahan yang digunakan untuk melapisi gigi, menjadi salah satu tren untuk membuat gigi terlihat lebih rapi dan putih.

Baca juga: Meisya Siregar Coba Veneer Gigi, Ada Kekurangannya

Bukan hanya untuk memutihkan dan mempercantik gigi, ternyata ada bentuk gigi yang sekarang sedang digemari. “Ada beberapa yang seharusnya enggak usah veneer, tapi ikut-ikutan karena tren. Giginya masih bagus, putih dan sehat tapi minta, ‘dok saya mau veneer, mau punya gigi kelinci,’” tutur spesialis prosthodontist, drg. Andy Wirahadikusumah, di acara Forum Dental Expert Pepsodent, di Jakarta Selatan, Selasa 9 April 2019.

Tren gigi kelinci semakin meningkat karena beberapa artis nasional maupun internasional yang menjadi idola banyak wanita memiliki bentuk gigi tersebut. Bentuk gigi kelinci adalah gigi yang rata dengan dua gigi depan yang lebih panjang dari yang lain. “Banyak yang mau bunny teeth ini, minta ‘saya mau gigi saya lebih panjang.’ Padahal sebenarnya giginya sudah bagus, cantik dan sehat,” lanjut drg. Andy Wirahadikusumah.

Sebab itu, veneer bukan hanya tren untuk memperbaiki gigi agar menjadi lebih putih dan rata. Sekarang veneer juga digunakan untuk mengubah bentuk gigi sesuai dengan keinginan masing-masing. Padahal, menjaga gigi setelah menggunakan veneer bukan suatu hal yang mudah. Pemasangan veneer juga cukup mahal, jadi sebenarnya tidak terlalu dianjurkan untuk orang-orang yang tidak memiliki masalah dengan gigi. Namun, Andy mengakui veneer gigi memang meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan bisa memberikan dampak positif pada kesehatan mental seseorang.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."