Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Lindsay Lohan Menemukan Kedamaian Setelah Alami Trauma Popularitas

foto-reporter

Reporter

google-image
Lindsay Lohan. Foto: Instagram/lindsaylohan

Lindsay Lohan. Foto: Instagram/lindsaylohan

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Lindsay Lohan menjadi sosok yang selalu hidup di bawah sorotan kamera dan bayang-bayang paparazi. Kini di usia 39 tahun, ia pun telah menjadi seorang ibu, sekaligus aktris yang lebih selektif dalam memilih peran. Memiliki kisah popularitas yang berat dijalani, dalam sebuah kesempatan, Lindsay mengungkap jika kini dirinya telah berdamai dengan masa lalunya.

Ya, ketenaran yang dimiliki sejak usia belia memang meninggalkan jejak mendalam. Sorotan publik yang tak ada henti, ekspektasi tinggi, hingga tekanan dari dunia hiburan membuat Lohan menyimpan luka yang baru berani ia ungkap. Dua dekade setelah masa itu, ia mulai membuka diri tentang trauma yang dialami serta bagaimana pengalaman pahit itu akhirnya membentuk dirinya hari ini.

Seiring dengan kondisinya yang terus membaik, kembalinya Lohan lewat film "Freakier Friday" pun terasa begitu personal. Jika dulu ia dikenal sebagai gadis remaja dalam "Freaky Friday", kini ia hadir sebagai seorang ibu, seperti peran yang dijalani di dunia nyata.

Luka dari Popularitas

Dalam wawancara dengan The Times, Lindsay Lohan mengaku masih menyimpan trauma dari masa puncak ketenarannya di awal 2000-an. “Saya masih mengalami PTSD berat dari masa itu. Paparazi benar-benar invasif, kadang menakutkan sampai saya berdoa agar hal itu tidak terulang lagi,” ungkapnya.

Meski begitu, ia juga melihat adanya perubahan positif, di mana hadiran media sosial memberi kesempatan bagi selebritas untuk menceritakan kisah mereka dengan cara yang mereka pilih. “Dulu kami tidak punya alat seperti sekarang. Sekarang, dengan media sosial, kami bisa mengendalikan narasi tentang diri kami,” tambahnya.

Meski begitu, rasa was-was tetap ada dan Lohan mengaku sering merasa tak nyaman ketika orang diam-diam merekamnya di ruang publik. “Semua orang sekarang pegang ponsel. Itu membuat saya selalu waspada. Saya lebih suka jika mereka meminta izin langsung daripada merekam diam-diam,” katanya.

Menjadi Ibu dan Perspektif Baru

Pengalaman menjadi ibu dari seorang putra bernama Luai menjadi titik balik terbesar dalam hidupnya. Sejak menjadi seorang ibu, Lindsay Lohan merasa lebih bijak dalam menyeimbangkan kehidupan pribadi dan karier. “Ikatan antara orang tua dan anak itu tidak tergantikan. Kami selalu ingin yang terbaik untuk mereka dan itu adalah hal terpenting di dunia,” tuturnya.

Kini, setiap keputusan karier ia sesuaikan dengan kepentingan keluarganya. Bahkan, ketika ditawari sekuel "Freaky Friday" saat sedang hamil, Lohan memilih menolak karena ingin fokus pada kehamilannya. Baru setelah Luai berusia dua tahun, ia merasa waktunya tepat untuk kembali.

Dukungan Jamie Lee Curtis

Di balik layar Freakier Friday, dukungan dari Jamie Lee Curtis pun turut menjadi penguat baginya. “Kami tetap berhubungan selama bertahun-tahun. Dia selalu menjadi tempat aman bagi saya,” ujar Lohan.

Dengan perspektif baru sebagai ibu, Lohan kini menjalani hidup lebih tenang. Popularitas bukan lagi tujuan utamanya. Yang terpenting baginya adalah rasa cukup, kedamaian, dan ruang aman agar putranya bisa tumbuh tanpa beban yang dulu pernah ia rasakan.

Pilihan Editor: Mengintip Kisah Ratu Ratu Queens: The Series, Suka Duka Kehidupan Imigran yang Hangat dan Emosional

Marvela

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement