3 Persepsi yang Salah tentang Vaksin HPV

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Data dari Global Cancer Incidence, Mortality and Prevalence pada tahun 2018, kasus baru kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469 setiap tahunnya. Salah satu penyebab tingginya angka tersebut adalah kurangnya kesadaran perempuan dalam upaya pencegahan kanker serviks melalui vaksin HPV.

Banyak juga: Cegah Kanker Serviks, Dokter Ungkap Waktu Terbaik Beri Vaksin HPV

Masih banyak perempuan Indonesia yang memiliki persepsi yang salah mengenai vaksin HPV. “Banyak orang yang tidak ingin melakukan vaksinasi karena tidak merasa kalau dirinya berisiko. Padahal, semua perempuan itu berisiko terkena kanker serviks,” jelas dr. Venita, perwakilan dari Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta, di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat 8 Maret 2019.

Menurut dr. Vernita, kebanyakan perempuan merasa vaksinasi hanya diperlukan oleh perempuan yang sudah berhubungan seksual. Padahal, vaksin HPV ini sebaiknya dilakukan dari usia 9 tahun. “Banyak penelitian yang menunjukkan kalau respon imun di usia 9 tahun jauh lebih baik dari usia lanjut, karena itu hanya perlu melakukan vaksin dua kali. Kalau di atas usia 13 tahun itu harus melakukan vaksin 3 kali,” lanjut dr. Venita.

Bahkan, vaksin HPV ini sebaiknya dilakukan sebelum menikah. Banyak perempuan yang memiliki persepsi kalau dia melakukan vaksinasi HPV sebelum menikah akan membuat orang lain berpikir kalau mereka sudah tidak perawan. Karena itu, perempuan enggan untuk vaksin HPV sebelum menikah. “Padahal lebih baik sebelum menikah sudah vaksinasi HPV daripada sudah menikah. Tapi memang lebih baik lagi kalau saat masih muda,” tutur dr. Venita.

Memang vaksin HPV yang dapat mencegah kanker serviks memerlukan biaya yang cukup besar. Satu kali vaksin HPV berkisar antara Rp 700 ribu sampai Rp 1,5 juta. Namun, dr. Venita mengingatkan kalau biaya yang akan dikeluarkan bila terkena kanker serviks jauh lebih besar dari biaya vaksinasi ini.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."