CANTIKA.COM, Jakarta - Pernahkah kamu tiba-tiba berhenti membalas pesan pasangan kencan? Mungkin bukan karena dia menghilang, karena hanya lelah. Lelah diperlakukan seperti terapis pribadi. Menurut studi terbaru dari Universitas Stanford, kondisi itu dinamakan mankeeping, yaitu kelelahan emosional yang semakin dirasakan banyak perempuan dalam hubungan.
Tren ini bukan tentang kehilangan minat pada cinta, melainkan perempuan yang menjauh dari peran pengasuh emosional yang tidak dibayar. Seiring semakin banyak pria yang terbuka secara emosional, perempuan menjadi sistem pendukung utama mereka, dan banyak yang berkata enough.
Apa itu Mankeeping?
Mankeeping adalah variasi dari istilah kinkeeping (yang menggambarkan bagaimana perempuan sering mengelola hubungan emosional dalam keluarga). Dicetuskan oleh psikolog Stanford Angelica Puzio Ferrara dan Dylan Vergara, istilah ini merujuk pada pekerjaan emosional tak terlihat yang dilakukan perempuan dalam hubungan romantis dengan pria.
Dalam mankeeping, perempuan bertindak sebagai terapis, pengelola suasana hati, perencana acara, dan penyampai emosi, sementara jarang menerima dukungan yang sama.
Dalam presentasi baru-baru ini di Clayman Institute Stanford, Ferrara menyoroti bagaimana kesepian pria berubah menjadi tekanan emosional pada perempuan. Ia menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan perempuan, persahabatan pria biasanya kurang mendalam, lebih sedikit berbagi emosi, dan jarang digunakan untuk dukungan.
Jadi, ketika pria mengalami masa-masa sulit, mereka seringkali tidak mengandalkan teman, melainkan pasangan romantis mereka. Dan itu menciptakan dinamika emosional sepihak yang membuat banyak perempuan merasa kewalahan.
Ciri Mankeeping
Seorang perempuan mungkin mendapati dirinya menenangkan pasangannya setelah hari yang buruk, merencanakan kehidupan sosialnya, membantunya mengatasi masalah pribadi sambil menangani tanggung jawabnya sendiri. Hal itu bukan hanya terjadi sesekali; melainkan menjadi bagian yang konstan dan menguras tenaga dalam hidupnya.
Hal ini terjadi terutama karena banyak pria memiliki sedikit persahabatan yang dekat secara emosional. Faktanya, sebuah studi Stanford mengungkapkan bahwa sekitar 1 dari 5 pria di Amerika Serikat tidak memiliki teman dekat, sementara perempuan biasanya mempertahankan hubungan yang lebih dalam dan lebih terhubung secara emosional. Tanpa teman pria untuk diajak curhat, pria seringkali sangat bergantung pada pasangannya untuk memenuhi semua kebutuhan emosional mereka.
Mengapa Pria Begitu Bergantung secara Emosional pada Perempuan?
Ada beberapa alasan di balik tren yang terus berkembang ini, berikut beberapa di antaranya.
- Krisis persahabatan pria: Pria saat ini memiliki lebih sedikit teman dekat daripada sebelumnya. Menurut Pusat Survei AEI tentang Kehidupan Amerika, pada tahun 1990, 55 persen pria mengatakan mereka memiliki setidaknya enam teman dekat (di Amerika Utara dan Australia). Saat ini, jumlah tersebut telah turun menjadi hanya 27 persen.
- Maskulinitas toksik: Banyak pria dibesarkan dengan keyakinan bahwa menunjukkan emosi itu lemah, yang mencegah mereka membangun ikatan emosional dengan pria lain.
- Kurangnya dukungan kesehatan mental: Meskipun semakin banyak pria yang mencari terapi, masih terlalu sedikit ruang di mana pria dapat membicarakan perasaan mereka dengan aman dan terbuka.
Dampak Emosional pada Perempuan
Pola ketidakseimbangan emosional ini tidak hanya membuat frustrasi, tetapi juga melelahkan.
Kelelahan: Terus-menerus "siap sedia" untuk emosi orang lain membuat perempuan lelah, terutama jika ditambah dengan tanggung jawab pekerjaan, rumah, dan keluarga.
Kebencian: Ketika dukungan emosional mereka tidak dibalas, perempuan dapat merasa tidak dihargai dan diremehkan.
Kehilangan jati diri: Selalu memperhatikan perasaan orang lain dapat menyebabkan perempuan kehilangan kontak dengan kebutuhan dan identitas mereka sendiri.
Kehancuran hubungan: Studi menunjukkan hubungan di mana perempuan lebih memikul beban emosional sering kali menyebabkan ketidakpuasan dan bahkan perceraian.
Cara Mengatasi Mankeeping
Jadi, bagaimana kita memutus siklus ini? Ferrara percaya bahwa menyebutkan masalahnya adalah langkah pertama. Setelah kita berbicara secara terbuka tentang mankeeping, kita dapat mulai menciptakan kemitraan emosional yang lebih setara.
Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:
- Akui beban emosional: Mengakui bahwa beban emosional ini sangat berpengaruh. Hal ini membantu pasangan untuk berdiskusi secara terbuka tentang keadilan dan keseimbangan.
- Tetapkan batasan: Perempuan seharusnya merasa bebas untuk mengatakan, "Saya tidak bisa menangani ini sekarang." Mendukung pasangan bukan berarti harus tersedia 24 jam.
- Membangun jaringan dukungan pria: Mendorong pria untuk memelihara persahabatan pria, bergabung dengan kelompok dukungan, atau menjalani terapi dapat meringankan tekanan pada pasangan mereka.
- Berbagi beban emosional: Pasangan dapat bergiliran mengelola tugas-tugas emosional, seperti merencanakan, memeriksa, dan saling mendukung.
Mankeeping bukan hanya masalah hubungan, melainkan tentang memikirkan kembali bagaimana kita saling mendukung secara emosional—di rumah, dalam persahabatan, dan di seluruh masyarakat.
Dengan memahami dan mengatasinya, kita dapat menciptakan hubungan yang terasa lebih seimbang, suportif, dan sehat – tidak hanya untuk perempuan, tetapi untuk semua orang yang terlibat. (SRP)
Pilihan Editor: Mengenal Istilah Throning dalam Hubungan Asmara
TIMES OF INDIA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika