3 Hal yang Harus Diperhatikan agar Diet Menyenangkan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi diet ketogenik. shutterstock.com

Ilustrasi diet ketogenik. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap wanita mengidamkan tubuh yang sehat dan ideal. Namun, t banyak yang justru salah mengerti tentang istilah diet. Banyak yang menjadikan diet sebagai suatu paksaan karena stres melihat bentuk tubuh semakin melar.

Padahal, menurut ahli gizi Pafitri S.K.M. RD, diet justru tidak boleh dijalani dalam kondisi stres. Diet harus dilakukan dalam kondisi menyenangkan.

"Fun diet, dari namanya saja sudah diet yang menyenangkan. Jadi artinya diet jangan yang susah-susah. Kalau kita dengar banyak banget diet, A, B, dan C, sepertinya sulit dan akhirnya stres. Jadi, menurut saya, fun diet itu buat saya diet yang paling benar. Jadi harus fun,” jelasnya.

Baca juga:
Yuk Coba Diet Mediterania, Mudah dan Banyak Manfaatnya
Jangan Sembarangan Pilih Metode Diet, Ada 2 Hal Pertimbangannya

“Jika seseorang akan melakukan diet dan dari awal sudah stres, ini saya pastikan kalau pasien saya, saya suruh pulang dulu. Nanti kalau sudah tenang, sudah mantap, punya niat yang kuat, yuk kembali," ujar Pafitri.

Sebelum menjalani diet menyenangkan, Pafitri menyarankan untuk memperhatikan tiga hal berikut.

1. Kenali status gizi
Tahap pertama, kita harus terlebih dahulu mengenal diri kita dari status gizi, apakah sudah proporsional atau belum. Untuk mengetahuinya dapat dihitung lalu dilihat Indeks Masa Tubuh atau BMI.

"Harus lihat proposional tubuh kita, antara tinggi dan berat badan. Caranya berat badan dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan, kalau sudah ketemu hasilnya lalu lihat indeks BMI. Status gizi yang baik berada di antara 18,5 sampai 24,9. Kalau di bawah 18,5 maka masuk kategori underweight atau di bawah rata-rata. Jika di atas 24,9 masuk kategori overweight atau obesitas," urai Pafitri.

2. Kenali kebutuhan kalori
Dalam tahap mengenali kebutuhan kalori, Pafitri memberi cara gampang, yakni dengan mengkalikan 25 kalori dengan bobot tubuh kita. Hasil perkalian itulah menjadi kalori yang kita penuhi setiap harinya.

"Cara gampangnya 25 kalori per kilogram berat badan. Misal berat badan 50 lalu dikali 25 menjadi 1250 kalori. Yang harus saya luruskan kalori itu jangan dikurangi dan jangan ditambah karena inilah kebutuhan metabolisme rate. Itu adalah kebutuhan tubuh kita untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kalau pun mau dilakukan pengurangan nanti saat diet harus bertahap 300-500 kalori per hari. Jadi dalam satu bulan, berat badan akan turun 2 - 4 kg dan itu normal," kata Pafitri.

Artikel lain:
Diet Sering Gagal, Bisa Jadi Penyebabnya karena 3 Hal

3. Mengatur jadwal dan pola makan
Tahap terakhir dengan mengatur jadwal dan pola makan. Kita setiap hari diwajibkan mengonsumsi tiga kali makanan utama dengan dua kali makanan selingan. Jadi dari jumlah kalori yang harus dipenuhi perlu dipersentasekan lagi. Misalnya, makan pagi dan makan malam itu sama, yakni 25 persen. Namun untuk makan siang ditambah sedikit sekitar 30 persen dan 10 persen untuk selingan.

"Tidak ada yang namanya skip sarapan, ada yang praktis kalau enggak sempat. Zat gizi itu zat pemelihara hormon, jangan pernah lepas juga makan sayur dan buah. Kalau makan enggak seimbang akan berisiko terkena sindrom metabolik," papar Pafitri.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."