Tips Parenting, Cara Orang Tua Berikan Pengetahuan Seks ke Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang tua sebaiknya memberikan pengetahuan seks kepada anak di waktu yang tepat dan dengan cara yang benar. Jika terlambat atau tidak sama sekali, anak akan mengetahui semua itu dari luar, misalnya sekolah, teman, atau Internet, dan mungkin saja mereka salah paham.

Baca:
Makna Quality Time Orang Tua dan Anak Bukan Cuma Enyahkan Gadget

Jadi, kapan dan bagaimana cara yang tepat bagi orang tua untuk mengajarkan pengetahuan seks kepada buah hatinya?

Psikolog dari Rumah Sakit Jogja International Hospital yang juga pendiri Analisa Personality Development Center, Analisa Widyaningrum mengatakan sejak 5 tahun pertama anak semestinya sudah dikenalkan seputar seks. "Materi pengajarannya harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak," kata dia.

Di usia 0 - 2 tahun, saat anak mulai belajar memanfaatkan sensor motorik, orang tua bisa mengajarkan melalui toilet training yang dapat membantu anak mengenali anggota tubuhnya sendiri. Memasuki tahap praoperasional antara usia 3 - 5 tahun, anak diarahkan untuk buang air di tempatnya, dan dari situ dia akan mengerti kalau ada bagian tubuhnya yang dalam situasi tertentu tidak boleh dilihat orang lain.

Baca juga: Anak Ikut Lomba, Bunda Jangan Tanya Menang atau Kalah ya

Lanjut ke umur 5 - 6 tahun, anak mulai diberi tahu tentang sesama jenis atau lawan jenis. Pada usia 7 - 11 tahun, orang tua bisa memberikan pemahaman lebih dalam tentang apa yang boleh dan dilarang dilakukan terhadap lawan jenis, misalnya bagian tubuh sensitif yang tidak boleh disentuh orang lain.

Masuk ke usia remaja, yakni 12 tahun, orang tua mulai memberikan pemahaman tentang kedekatan antar lawan jenis atau pacaran. Di setiap tahapan usia, orang tua mesti memperhatikan apakah anaknya suka bercerita tentang teman lawan jenisnya yang menarik perhatiannya atau secara tidak sengaja menyentuh tubuh teman lawan jenisnya.

Sebagai orang tua, jangan bereaksi spontan dengan menghakimi anak dengan mengatakan itu tidak boleh. Sebab, anak justru akan semakin penasaran dan melakukannya lagi. Analisa menyarankan orang tua untuk mencari tahu seperti apa konsep suka dan sebagainya menurut si anak.

Artikel lainnya:
Nekat Nikah tanpa Restu Orang Tua, Ada Cara Meluluhkan Hatinya

"Orang tua seharusnya bertanya kepada anak, naksir atau suka itu apa, sih? Atau kakak suka si A karena apa? Dengan bertanya, orang tua akan tahu seperti apa pemahaman anak soal suka, naksir, cinta, dan sebagainya,"ucap Analisa. Menghadapi anak yang hidup di era digital, orang tua juga tak boleh cuek dengan aktivitas buah hati mereka di dunia maya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."