Nekat Nikah tanpa Restu Orang Tua, Ada Cara Meluluhkan Hatinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi orang tua bertemu calon menantu. shutterstock.com

Ilustrasi orang tua bertemu calon menantu. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Restu orang tua adalah salah satu syarat wajib sebelum menikah. Namun tak semua pasangan mulus melewati tahap ini. Ada yang memilih batal nikah karena tak mengantongi restu dari ayah atau ibu, ada pula yang nekat menikah meski ayah atau ibu tak merestui.

Baca juga:
Dijodohkan orang tua, Lakukan 4 Langkah Kompromi Berikut
Adik Ingin Melangkahi Kakak Menikah, Orang Tua Mesti Bagaimana?

Psikolog yang juga dosen psikologi di Universitas Pancasila, Sri Juwita Kusumawardhani mengatakan karakter orang tua di Indonesia ingin anak-anaknya memperoleh pasangan hidup yang terbaik dalam segala aspek. "Seperti kata pepatah Jawa, bibit (keturunan), bobot (kepribadian), dan bebet (kekayaan) semua harus baik," kata Sri Juwita Kusumawardhani.

Ketika calon pasangan anaknya tidak memenuhi standar bibit, bebet, dan bobot yang dipatok orang tua, maka mereka atau salah satunya -baik ayah atau ibu, memilih tidak memberikan restu. "Ada sikap-sikap yang cenderung negatif yang dianggap tidak cocok oleh calon mertua, sehingga mereka tidak ikhlas melihat anaknya menikah dengan orang itu," ujar Sri Juwita.

Supaya urusan restu ini tidak berkelanjutan, masih ada yang bisa dilakukan oleh anak agar orang tuanya berubah pikiran. Sri Juwita memberikan solusi dengan cara anak harus menyampaikan sisi positif dari pasangan kepada orang tuanya. "Bila perlu, sampaikan berulang-ulang agar jelas," kata dia.


Psikolog Sri Juwita Kusumawardhani.

Selain itu, anak juga harus mendengarkan saran dari orang tua karena tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya memiliki kehidupan tidak baik setelah menikah nanti. "Anak harus melihat apakah pasangannya memiliki kepribadian yang benar-benar baik dan layak dinikahi meskipun harus melawan orang tua dan memilih dia," tutur Sri Juwita.

Jika anak memilih pasangan dibandingkan orang tua, tentu ada risiko-risiko yang harus ditanggung di kemudian hari. Mulai dari ganjalan dalam diri dan hubungan dengan orang tua yang kurang baik selama membangun rumah tangga yang tidak direstui orang tua.

Sebab itu, Sri Juwita menyarankan anak berusaha memperbaiki hubungan dengan orang tua setelah menikah. Orang tua juga sebaiknya berbesar hati menerima kenyataan jika anak meninggalkannya demi menikah dengan orang yang dia pilih. "Orang tua sudah mendidik anak dengan jerih payahnya justru ujungnya tidak dianggap oleh anak. Tapi bagaimanapun anak sudah dewasa dan punya pilihan hidup sendiri," ucap Sri Juwita.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."