Batasan Orang Tua Boleh Bantu Anak Mengerjakan PR

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi anak belajar/mengerjakan PR bersama orang tua. Shutterstock.com

Ilustrasi anak belajar/mengerjakan PR bersama orang tua. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pekerjaan rumah anak kerap membuat orang tua ikut repot. Terlebih jika anak kesulitan mengerjakannya, sehingga orang tua harus turun tangan membantu. Namun, sampai di mana batasan bantuan bisa diberikan? Atau apakah orang tua harus tega membiarkan anak kebingungan ketika mengerjakan PR?

Baca juga:
3 Cara Kreatif Agar Anak Semangat Puasa Ramadan 2018
Hari Ibu, Kim Kardashian: Saat Mereka Semua Menangis, Luar Biasa

Psikolog Ajeng Raviando mengatakan ketika anak kesulitan mengerjakan PR, orang tua sebaiknya tidak langsung memberikan jawabannya. Cukup berikan sedikit jeda agar anak terpacu mencari tahu jawaban dari pekerjaan rumah tersebut.

"Kalau anak bertanya, 'PR ini bagaimana?', orang tua bisa menjawab, 'coba kamu baca lagi'," saran Ajeng Raviando. Dengan begitu, orang tua memberi kesempatan kepada anak untuk berproses dalam mengerjakan PR, dan proses inilah yang akan memberi hasil sesuai dengan kemampuan anak.

Ajeng Raviando menegaskan, membiarkan anak mengerjakan PR sendiri bukan berarti tidak sayang anak. Langkah ini justru penting untuk melatih kemandirian mereka dalam belajar. Menurut Ajeng Raviando, banyak orang tua yang ketika anaknya tumbuh semakin besar, diharapkan mandiri dalam hal belajar. Namun bagaimana mungkin kalau sejak kecil dibantu terus mengerjakan PR? "Karena itu, mendampingi anak belajar pun tidak perlu terus menerus, cukup sesekali saja," kata dia.

Ilustrasi ibu menemani anaknya belajar. shutterstock.com

Artikel lainnya:
Uniknya Nama Anak Khloe Kardashian, Sekaligus Sindir Ayah
Nagita Slavina Menyesal Bikin Rafathar Raffi Ahmad Gemetaran

Tidak memberikan jawaban dan membiarkan anak menjalani proses belajar sendiri bukan berarti orang tua cuek ketika anak sedang mengerjakan PR. Orang tua bisa hadir sebagai pihak yang menjamin situasi kondusif untuk anak belajar atau mengerjakan PR-nya. "Misalnya, orang tua bisa menyediakan camilan yang disukai anak, memberikan pujian agar mereka tambah semangat, atau menyediakan peralatan yang mendukung pengerjaan PR atau tugas sekolah mereka," ucap Ajeng Raviando.

Intinya, Ajeng Raviando mengatakan, orang tua jangan ikut campur terlalu jauh, apalagi sampai memberikan jawaban atas pekerjaan rumah anak. Kalaupun ada jawaban yang salah, menurut dia, itu bagus karena guru jadi tahu kekurangan anak. "Kalau jawaban PR-nya benar semua dan ternyata yang mengerjakannya orang tua, maka kemampuan orang tua yang diukur guru," kata Ajeng.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."