Ilustrasi stroke. mediaself

kesehatan

Waspada, Perempuan Lebih Rentan Terkena Penyakit Kardiovaskular

Senin, 20 Januari 2020 06:25 WIB
Reporter : Antara Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Selama ini penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke lebih melekat pada pria. Tapi sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa wanita lebih rentan terhadap penyakit ini.

Studi yang dimuat dalam jurnal JAMA Cardiology itu menyebut, usia pembuluh darah termasuk arteri besar dan kecil pada perempuan lebih cepat menua ketimbang pria. Itulah yang jadi salah satu alasan wanita rentan kena empat tipe penyakit kardiovaskular.

"Penelitian kami tidak hanya mengonfirmasi perempuan secara biologis dan fisiologis berbeda dengan pria, tetapi juga alasan para perempuan lebih rentan terkena empat tipe penyakit kardiovaskular," kata penulis studi dan direktur Public Health Research di the Smidt Heart Institute, Susan Cheng seperti dilansir dari laman Science Daily.

Untuk sampai pada temuan itu, Cheng dan tim menggunakan data berbasis komunitas yang dikumpulkan dari berbagai laman di seluruh negeri. Data tersebut mewakili hampir 145.000 pengukuran tekanan darah selama periode 43 tahun, dari 32.833 peserta studi yang berusia antara 5-98 tahun.

Karena risiko seseorang terkena serangan jantung, gagal jantung, atau stroke biasanya dimulai dengan tekanan darah tinggi, peneliti mencari petunjuk dan pola mengenai bagaimana tekanan darah mulai meningkat.

Pendekatan ini memungkinkan para peneliti mengidentifikasi perkembangan dan evolusi fungsi vaskular wanita sangat berbeda dari pada pria.

Faktanya, wanita menunjukkan tanda-tanda peningkatan tekanan darah jauh lebih awal dalam kehidupan daripada pria.

"Ini berarti, jika kita mendefinisikan ambang hipertensi dengan cara yang sama persis, seorang wanita berusia 30 tahun dengan tekanan darah tinggi mungkin lebih berisiko mengalami penyakit kardiovaskular daripada seorang pria dengan tekanan darah tinggi pada usia yang sama," ucap Cheng.

Penelitian ini bisa membantu para peneliti dan dokter berpikir secara berbeda dalam hal merawat dan mempelajari wanita dan kesehatan jantung mereka, menurut Christine Albert dari Departemen Kardiologi Smidt Heart Institute, Los Angeles, Amerika Serikat.