Ilustrasi sakit kepala di kantor. Shutterstock.com

kesehatan

Migrain Punya 4 Level, Gejalanya Kerap Terabaikan

Kamis, 25 Januari 2018 18:00 WIB
Reporter : Nur Alfiyah Editor : Rini Kustiani

TEMPO.CO, Jakarta - Orang sering salah kaprah dengan mengartikan sakit kepala sebelah sebagai migrain. Migrain merupakan sakit kepala karena kelainan pembuluh darah di otak, yang sebagian besar disebabkan oleh faktor keturunan. Sakit kepala pada penderita migrain tidak selalu dirasakan pada salah satu sisi kepala, tapi bisa jadi lebih dari satu bagian di kepala yang sakit.

Baca juga:
Sakit Kepala Sebelah Belum Tentu Migrain, Ketahui Bedanya

Dokter spesialis saraf Salim Haris menjelaskan, kelainan pembuluh darah di otak menyebabkan pembuluh darah tak bisa melebar dengan maksimal seperti pembuluh darah normal. Saluran yang tak mengembang dengan maksimal ini membuat oksigen yang terangkut oleh darah ke otak juga tak maksimal. Padahal otak adalah bagian terpenting dari tubuh yang bertugas mengatur organ-organ lain.

Akibat kekurangan oksigen ini, kemungkinan kematian sel-sel otak pada penderita migrain lebih besar ketimbang pada orang normal. “Misalnya sel di bagian yang mengatur gerakan. Kalau mati selnya, orangnya bisa lumpuh,” ujar Salim.

Ilustrasi wanita pusing. Shutterstock

Migrain bisa terjadi dengan beberapa tingkat, yakni prodrome, aura, serangan, dan pasca-drome. Tapi tak semua penderita mengalami tingkatan ini.

# Prodrome
Terjadi satu-dua hari sebelum nyeri menyerang. Gejalanya antara lain:
- Sembelit
- Perubahan mood
- Mengidam makanan
- Leher kaku
- Haus dan buang air kecil meningkat
- Sering menguap

# Aura
Aura merupakan gejala sistem saraf yang terjadi sebelum atau selama migrain. Biasanya berupa gangguan penglihatan, seperti kilatan cahaya atau gelombang. Bisa juga berupa gangguan bicara, menjadi lemah, atau merasa seperti ada yang menyentuh. Namun kebanyakan orang mengalami migrain tanpa aura.

# Serangan
Terjadi 4-72 jam jika tak tertangani.
- Nyeri pada satu atau dua sisi kepala
- Rasa sakit yang terus berdenyut
- Sensitif terhadap cahaya, suara, terkadang bau dan sentuhan
- Mual dan muntah
- Penglihatan kabur

# Pasca-drome
Selama 24 jam setelah serangan, bisa mengalami:
- Kebingungan
- Murung
- Pusing
- Lemah
- Sensitif pada cahaya dan suara

MAYO CLINIC | NUR ALFIYAH