Mengenal Serangan Panik dan Kecemasan serta Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi wanita alami serangan panik. Foto: Freepik.com/cookie_studio

Ilustrasi wanita alami serangan panik. Foto: Freepik.com/cookie_studio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sesekali berkeringat saat stres atau khawatir merupakan hal wajar, tapi gejala seperti jantung berdebar-debar, menggigil, dan gemetar bisa jadi tanda sesuatu yang lebih serius seperti serangan panik.

Istilah serangan panik dan gangguan kecemasan sering digunakan secara bergantian, sehingga mengenali masing-masing gangguan itu tidak selalu mudah.

Dikutip dari Popsugar, Psikiater dan kepala petugas medis untuk aplikasi perawatan diri Murror, Vania Manipod, mengatakan bahwa serangan kecemasan seringkali tidak separah serangan panik. Menurut dia, serangan kecemasan cenderung menghilang, dan biasanya tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Psikolog dan profesor klinis di Sekolah Kedokteran Grossman Universitas New York, Amanda Spray, menyampaikan bahwa serangan panik ada dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5), yang digunakan profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis kondisi, sedangkan serangan kecemasan tidak ada.

DSM-5 menggambarkan serangan panik sebagai lonjakan tiba-tiba rasa takut yang intens atau ketidaknyamanan intens yang mencapai puncaknya dalam hitungan menit.

Gejala Serangan Panik

Menurut DSM-5, gejala serangan panik meliputi jantung berdebar, nyeri dada, dan sesak napas; menggigil meskipun tidak sedang kedinginan, gemetar, serta berkeringat atau merasakan sensasi panas.

Gejala lainnya bisa berupa munculnya perasaan tersedak; rasa takut kehilangan kendali atau takut mati; mual atau gangguan perut; merasa pusing, tidak stabil, atau pingsan; parestesia (rasa kesemutan atau mati rasa); derealisasi (perasaan tidak nyata); atau depersonalisasi (rasa terpisah dari diri sendiri).

Gejala Gangguan Kecemasan 

Menurut Dokter Manipod, ada banyak jenis gangguan kecemasan, termasuk kecemasan sosial, kecemasan umum, dan berbagai fobia.

Gejala gangguan kecemasan umum meliputi kekhawatiran yang berlebihan, ketegangan otot, kegelisahan, kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan tidur.

Dokter Spray menyampaikan bahwa kesulitan mengatasi gangguan kecemasan umum yang lebih persisten bisa jadi sama dengan kesulitan mengatasi serangan panik berulang. Faktanya, orang yang mengalami gangguan kecemasan mungkin juga mengalami serangan panik.

Menurut Manipod, sesekali mengalami kecemasan merupakan hal yang wajar. Namun, jika kecemasan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari maka kondisi itu dapat didiagnosis sebagai gangguan kecemasan.

Penting untuk diingat bahwa orang tetap dapat mengalami serangan kecemasan sporadis tanpa gangguan kecemasan.

Tips Mengatasi Serangan Panik dan Kecemasan

Para psikolog menyarankan beberapa langkah untuk menenangkan diri saat mengalami serangan panik atau kecemasan, yang pertama adalah mengenali serangan.

1. Kenali serangan atau kondisi

Dr. Manipod mengatakan bahwa kesadaran tentang kondisi dapat membantu orang mengatasi gejala fisik apa pun.

2. Afirmasi

Menurut dia, mengulangi ucapan "Saya akan baik-baik saja" atau "Saya tidak akan mati karena ini" juga bisa membantu orang menenangkan diri saat menghadapi serangan.

3. Bernapas dalam

Langkah berikut yang dapat dilakukan adalah mengambil nafas dalam.

Tidak bisa mengendalikan pernafasan ketika mengalami hiperventilasi bisa memperburuk gejala fisik dan memperparah serangan panik.

Manipod dan Spray merekomendasikan latihan pernapasan yang menenangkan, seperti mengatur pernapasan dengan membuat embusan napas lebih panjang daripada tarikan napas.

4. Cari bantuan 

Selain itu, orang yang merasa tertekan disarankan mencari bantuan, seperti berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental. Penanganan masalah kesehatan mental akan bergantung pada kondisi masing-masing orang.

Manipod mengatakan pengobatan cukup konsisten digunakan dalam penanganan kecemasan dan serangan panik. Psikoterapi, termasuk terapi perilaku kognitif, juga digunakan untuk membantu orang mengatasi pikiran cemas.

Pilihan Editor: Hindari Mengatakan 7 Kalimat Ini kepada Anak, Bisa Bikin Cemas atau Trauma

ANTARA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."