CANTIKA.COM, Jakarta - Memakai tabir surya atau sunscreen adalah cara paling efektif untuk melindungi kulit dari sinar matahari, yang tanpa henti memancarkan sinar UV-A dan UV-B. Sinar tersebut bisa merusak kulit, menyebabkan tanda-tanda penuaan dini seperti kerutan, bintik matahari, dan kulit kendur, serta kanker. Intinya, kita tidak boleh melewatkan memakai dan reapply sunscreen setiap hari.
Nah, kali ini kita mengulik mitos tentang sunscreen. Sebagaimana kita ketahui ada banyak mitos sunscreen di luar sana seperti tidak perlu memakai sunscreen jika cuaca mendung atau di dalam ruangan, maupun ada pula kandungan sunscreen dalam makeup sudah cukup. Faktanya, keduanya salah.
Salah satu mitos sunscreen lainnya adalah jika kita menggunakan sunscreen dengan SPF lebih tinggi (minimal 30)—seperti 50, 75, atau bahkan 100—kita tidak perlu menggunakannya terlalu banyak atau mengaplikasikan kembali alias reapply. Hal itu tidak benar menurut dokter kulit. Apa alasannya?
Berikut jawaban para dokter kulit tentang mitos pakai sunscreen SPF tinggi tidak perlu pakai banyak dan reapply.
Dokter kulit Tanya Kormeili
“Jangan tertipu dengan anggapan bahwa mengoleskan SPF 50 secara tipis saja sudah memberikan perlindungan setara SPF 30. Itu tidak benar,” tegas Tanya Kormeili, dokter kulit bersertifikat dan pendiri Derm and Rejuvenation Institute dilansir dari Real Simple.
“Kunci untuk perlindungan yang lebih baik, selain memilih angka SPF, terletak pada jumlah yang tepat dan memadai saat kamu aplikasikan ke wajah. Jika kamu tidak memakai sesuai standar perlindungan (dua ruas jari), kamu akan teriritasi oleh sinar UV. Sesederhana itu,” jelasnya.
Dokter kulit Brooke Jeffy
“SPF yang lebih tinggi bukan berarti kita bisa mengaplikasikannya lebih sedikit atau lebih jarang. Anggap saja sebagai semacam perlindungan terhadap kecenderungan alami kita untuk tidak menggunakan atau mengaplikasikan ulang secara memadai,” kata Brooke Jeffy, dokter kulit bersertifikat.
Jika diaplikasikan secara tidak tepat, kita tidak mendapatkan tingkat perlindungan yang maksimal dari produk tersebut dan lebih mungkin mengalami luka bakar dan kerusakan kumulatif akibat radiasi yang menyebabkan kanker kulit, kerutan, dan hiperpigmentasi.
Dokter Kulit Kseniya Kobets
“Perlu kita ingat, baik sunscreen SPF 15 maupun 100 akan terhapus karena keringat seiring waktu,” ujar Kseniya Kobets, dokter kulit bersertifikat di Montefiore Einstein Advanced Care.
“Tentu saja, penggunaan sunscreen yang tidak memadai akan menghasilkan SPF yang lebih rendah dari yang dijanjikan pada kemasan, ditambah lagi, efeknya akan hilang lebih cepat dari dua jam, sehingga kita berisiko mengalami kulit terbakar dan melepuh, merusak DNA sel kulit yang tidak hanya membuat kulit rentan menua dini, tetapi juga meningkatkan risiko kanker kulit seperti melanoma (yang lebih mematikan), sel basal, dan sel skuamosa,” ucapnya.
Dokter Kulit Alexandra Bowles
“Tabir surya dengan SPF tinggi dapat memberikan perlindungan UVB yang sedikit lebih banyak daripada SPF 30, tetapi perbedaannya tidak sedramatis yang dipikirkan banyak orang,” ujar Alexandra Bowles, dokter kulit bersertifikat di MONA Dermatology.
Misalnya, SPF 30 menghalangi sekitar 97% sinar UVB, sementara SPF 50 menghalangi sekitar 98%, perbedaan kecil yang dapat menciptakan rasa aman yang salah, tegas dokter Bowles.
"Yang terpenting adalah mengoleskan tabir surya secara merata dan mengoleskannya kembali setiap dua jam, berapa pun SPF-nya,” ungkapnya.
So, jangan lupa aplikasikan sunscreen minimal dua ruas jari dan reapply, Sahabat Cantika.
Pilihan Editor: Dear Ladies, Jangan Lupakan Pakai Sunscreen di Area Ini
REAL SIMPLE
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.