Menurunkan Berat Badan dengan Intermittent Fasting, Ini 6 Jadwal Makan Terbaik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi diet intermitten fasting. Freepik.com/user14908974

Ilustrasi diet intermitten fasting. Freepik.com/user14908974

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Belakangan ini diet intermiten atau intermittent fasting yang juga dikena; puasa berselang jadi salah satu tren diet. Tidak sedikit pesohor yang sukses menurunkan berat badan dengan diet ini, termasuk Vanessa Hudgens dan Halle Berry.

Pola makan ini memerlukan periode makan dan puasa. Saat puasa, Anda hanya boleh mengonsumsi air, kopi, dan teh. Selama periode makan, Anda biasanya bisa makan apa pun yang disuka, itulah sebabnya rencana ini berhasil bagi banyak orang. Namun, diet ini sulit diikuti oleh orang yang suka ngemil, orang yang mengalami gangguan makan, atau orang dengan masalah kesehatan tertentu. 

Selain menurunkan berat badan, diet intermittent juga disebut ampuh menurunkan kolesterol, mengurangi peradangan, menunda penanda penuaan, mendukung sistem kekebalan, dan memperbaiki kulit, tidur, dan konsentrasi.

Tak ada jadwal puasa yang mutlak untuk diet ini. Amanda Baker Lemein, ahli diet terdaftar dan penasihat Women’s Health, mengatakan ada banyak jadwal puasa berbeda yang bisa diikuti, tergantung pada kecocokan setiap orang.

Ilustrasi diet vegetarian. Foto: Unsplash.com/Brooke Lark

Namun, ada enam pendekatan intermittent fasting yang paling populer untuk menurunkan berat badan. Berikut di antaranya.

1. Puasa selang-seling

Sesuai dengan namanya, diet ini melibatkan puasa setiap dua hari sekali. Ada beberapa versi berbeda dari pola makan ini. Beberapa pendapat mengizinkan makan sekitar 500 kalori pada hari-hari puasa, dan beberapa pendapat mendorong agar Anda makan lebih sedikit atau mendekati nol kalori pada hari-hari puasa.

2. Makan selang-seling

Metode ini melibatkan puasa penuh selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu. Misalnya, Anda boleh makan malam pada jam 6 sore, kemudian berpuasa sampai jam 6 sore keesokan harinya. Pola makan ini dilakukan satu atau dua kali seminggu, tetapi tidak berturut-turut.

3. Diet 16:8

Metode diet intermittent adalah 16: 8 dilakukan dengan puasa 16 jam dan jendela makan delapan jam setiap hari. Bagi kebanyakan orang, jadwal ini berarti tidak makan apa pun setelah makan malam dan melewatkan sarapan. Anda bisa makan antara siang dan 8 malam.

4. Diet 5:2

Untuk mengikuti diet 5: 2, Anda makan secara normal lima hari seminggu dan mengurangi 20 persen dari asupan kalori harian normal untuk dua hari lainnya. Wanita seharusnya makan sekitar 500 kalori pada hari puasa, sedangkan pria makan sekitar 600 kalori.

Menurut studi 2017 di International Journal of Obesity, metode ini menghasilkan lebih banyak penurunan berat badan dan lemak dibandingkan dengan pembatasan kalori sehari-hari. Sekali lagi, penelitian tentang manusia terbatas, jadi sulit untuk menarik kesimpulan utama dari satu studi.

5. Diet 14:10

Yang ini mirip dengan metode 16: 8, tetapi puasanya selama 14 jam dan makan selama 10 jam. Ini sedikit lebih mudah daripada 16: 8 karena jendela makan yang lebih lama, tetapi mungkin kurang efektif untuk penurunan berat badan.

6. Warrior diet

Diet ini sangat berbeda dari yang lain karena mayoritas makan dilakukan pada malam hari. Warrior diet diciptakan oleh penulis kebugaran Ori Hofmekler. Caranya, Anda makan hanya porsi kecil buah-buahan dan sayuran mentah di siang hari, kemudian berpesta dengan satu kali makan besar di malam hari dalam jendela makan 4 jam.

Tidak ada penelitian khusus tentang warrior diet, tetapi karena periode puasa masih memungkinkan untuk makan, mungkin lebih praktis bagi sebagian orang. Namun, periode makan makanan yang lebih berat sangat kecil, makanannya pun paleo atau makanan alami yang tidak banyak proses pengolahan.

"Ini semua tentang keberlanjutan bagi individu. Jika salah satu dari diet ini bekerja dengan baik untuk Anda dan gaya hidup serta preferensi Anda, maka kemungkinan besar akan berhasil. Jika tidak, kemungkinan besar tidak akan ada hasilnya karena berkelanjutan,” kata dia.

Jadi, sesuaikan dengan faktor gaya hidup seperti jadwal kerja, dinamika keluarga, situasi hidup, waktu perjalanan, dan komitmen perjalanan.

Namun, diet 16: 8 adalah yang paling banyak dilakukan karena bisa mencegah makan berlebihan di malam hari, yang seringkali menjadi penghalang besar untuk menurunkan berat badan. Lagi pula, jendela makan delapan jam selama siang hari memungkinkan metabolisme berjalan dengan baik, sambil tetap mengisi energi di siang hari lalu istirahat di malam hari.

Jadi, jadwal puasa intermittent mana yang terbaik untuk menurunkan berat badan? Singkatnya, pilih yang paling mudah untuk Anda ikuti.

Pilihan Editor: Manfaat Intermittent Fasting untuk Kesehatan Hati

MILA NOVITA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."