Kisah Satya Winnie Terbang dari Puncak Gunung Rinjani

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Atlet paralayang sekaligus content creator Satya Winnie Sidabutar/Instagram @satyawinnie

Atlet paralayang sekaligus content creator Satya Winnie Sidabutar/Instagram @satyawinnie

IKLAN

Saat itu Satya akhirnya lepas landas pukul 08.30. "Sempat gagal take-off karena parasut dihajar 'gusty wind' (angin yang kuat dan tidak beraturan), aku akhirnya mengudara meskipun berjibaku dengan turbulence dan berhasil mendarat di Desa Sembalun," tulisnya.

Dari puncak Gunung Rinjani hingga berhasil mendarat di Desa Sembalun, Lombok Timur Satya menghabiskan waktu 45 menit. Walau terbang solo, ia dibantu dengan tim di darat untuk melakukan berbagai persiapan terbang hingga proses pendaratan. 

Saat di udara

Apa rasanya terbang dari atas puncak Rinjani? "Setelah take off, rasanya wah. it's hard to describe," katanya sulit berkata-kata.

Tentu saja pemandangan menakjubkan ia nikmati dari udara. Ada perbukitan hijau serta danau yang indah yang terlihat dari udara. 

Satya bercerita jantungnya berdetak sangat kencang saat itu, adrenalinnya pun terpacu. Perasaan ragu dan takut pun sempat terasa. "Walaupun aku udah 13 tahun terbang, tapi saat mencoba sesuatu di tempat baru tetap saja ada rasa ragu dan takut. Itu manusiawi," katanya. 

Saat di atas pun, ia juga merasakan tiupan angin yang cukup kencang. Bahkan turbulensinya terasa cukup lama. Hal itu tentu saja membuatnya untuk berkonsentrasi penuh dan berpikir dengan cepat. Beruntung ia sudah dilatih untuk melakukan berbagai persiapan agar waspada bila kecelakaan terjadi. "Semisal payung kolaps, kita sudah tahu harus gimana, tidak boleh panik. Mempelajari simulasi kecelakaan membuat kami percaya diri untuk recovery di udara karena tidak ada yang bisa menolong selain diri kita sendiri," katanya. 

Satya Winnie sedang beraksi terbang paralayang di Paralayang Site Desa Wayu, Sigi, Sulawesi Tengah/Instagram @satyawinnie

Belum banyak yang sudah pernah merasakan pengalaman terbang paralayang dari puncak Gunung Rinjani. Selama ini, kata Satya, kebanyakan senior dia yang sudah melakukannya adalah laki-laki. Ia mengklaim dirinya adalah perempuan pertama di Indonesia yang pernah terbang paralayang dari gunung itu. Sebenarnya ia sudah mencoba mengajak para pilot paralayang perempuan untuk ikut bergabung dengannya, namun sepertinya mendaki Gunung Rinjani yang tergolong sulit menyiutkan semangat mereka. "Semoga lebih banyak atlet paralayang perempuan yang mau terbang dari Puncak Rinjani," katanya.

Mimpi selanjutnya

Tentu masih banyak mimpi yang ingin dicapai Satya. Ia ingin sekali terbang dari berbagai gunung berapi di Indonesia. Sebenarnya gunung berapi juga bisa jadi lokasi terbang, namun untuk melakukannya, perlu ada riset yang lebih jauh untuk menghindari celaka. 

Wanita asal Sibolga, Sumatera Utara ini, mengingatkan agar para atlet dan pilot olahraga ini tetap bertanggung jawab ketika melakukan aksinya. Penting pula untuk mengutamakan keselamatan penumpang bila pilot paralayang membawa tandem ketika melakukan wisata paralayang. Salah satu yang sering dilakukan untuk mencegah celaka adalah ketika cuaca sedang tidak bersahabat, maka pasti tidak boleh terbang. "We do really like to push the limit but we don't want to push it into the stupid (Kita suka melakukan hal yang ekstrem, tapi kita tidak ingin melakukan hal bodoh yang bisa membuat kita celaka)," katanya. 

Kalau kamu, berani kah terbang juga dari Puncak Gunung Rinjani, seperti Satya Winnie? 

Pilihan editor: Festival Lestari 5 Bakal Dihelat di Sigi 23-25 Juni 2023, Apa Saja Kegiatannya?

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."