Ria Ricis ajak Anak Olahraga Ekstrem, Perhatikan Faktor Risikonya Berikut Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ria Ricis dan Teuku Ryan mengajak putri mereka naik jetski/Foto: Instagram/Ria Ricis

Ria Ricis dan Teuku Ryan mengajak putri mereka naik jetski/Foto: Instagram/Ria Ricis

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris dan YouTuber, Ria Ricis kembali menuai kontroversi, kali ini ia terlihat mengajak anaknya yang belum berusia 1 tahun, naik jetski. Sebelumnya, Ria Ricis juga sempat mengajak anaknya, Cut  Raifa Aramoana, bermain trampolin saat masih berusia 2 bulan dan hal tersebut menuai kontra di media sosial. Terbaru, ia juga mengajak Moana ikut naik ATV. Menariknya, sang anak malah tertidur meski naik ATV dengan medan yang terjal.

Ria Ricis dan Teuku Ryan memang sedang berlibur ke Bali dan bermain wahana air bersama bayinya, potret mereka pun tersebar di media sosial Adik Oki Setiana Dewi ini menyebutkan bahwa anaknya tidak dibawa sampai ke tengah laut. Meski demikian, dari video yang tersebar, terlihat bahwa Moana bermain jetski tidak mengenakan pelampung.

Menanggapi komentar warganet, Ria Ricis kemudian mengatakan melalui Instagram Story-nya bahwa putrinya baik-baik saja usai kegiatan tersebut. Ia pun menyertakan tangkapan layar soal perbincangan dirinya dengan dokter anak tentang Moana.

Dalam percakapan tersebut, dokter bernama Sander D Teddy itu menyebut Moana "cepat banget gerak lincahnya" dan seperti "anak usia tujuh bulan".

"Moms, yang masih mengkhawatirkan Moana sejak main di laut, yang kemarin menunggu kabar ketika pulang," tulis Ricis dalam unggahan Instagram Story, Kamis (5/1). "Alhamdulillah masyaallah tabarakallah berkat doa auncle, Moana justru semakin aktif dan malah merangkak ambil mainan. Alhamdulillah Moana sehat."

Apakah olahraga ekstrim sesuai dengan anak?

Olahraga ekstrim, meskipun memiliki tingkat tantangan dan bahaya keamanan tertentu, membangun kepercayaan diri, keberanian, dan antusiasme pada atlet dari segala usia (terutama anak-anak).

Pencari sensasi muda tidak takut akan konsekuensinya dan hanya ingin menjalani hidup mereka sepenuhnya. Oleh karena itu, perdebatan tentang mengizinkan anak-anak melakukan aktivitas olahraga ekstrim dapat berlanjut untuk beberapa waktu. Pecandu adrenalin akan terus mempromosikan olahraga ini dan mendorong anak-anak – termasuk anak-anak mereka – untuk menjaga olahraga ini tetap hidup.

Menanggapi keputusan Ria Ricis, sebelum memutuskan memgajak anak-anak ikut olahraga ekstrem, ada baiknya perhatikan faktor risikonya berikut ini: 

1. Risiko terluka parah

Meskipun mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, atlet menderita cedera serius. Stunts yang dilakukan oleh mereka sangat berbahaya, mengakibatkan patah tulang, atau lebih buruk lagi, cacat seumur hidup atau bahkan kematian.

Karena kegembiraan, anak-anak mencoba melakukan aksi yang belum siap mereka lakukan, yang dapat menimbulkan konsekuensi besar dan terkadang bahkan mematikan. Kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal bagi atlet ekstrim. Meskipun kemungkinan cedera ada dalam olahraga apa pun, tingkat keparahan cedera meningkat secara drastis pada olahraga ekstrem.

2. Butuh pengaman memadai 

Diyakini bahwa dengan penggunaan alat pelindung yang memadai, cedera serius selama olahraga ekstrem dapat dicegah. Namun, alat pelindung ini harganya mahal dan tidak selalu terjangkau untuk semua orang. Perlengkapan olahraga ekstrem terbaik sangat mahal dan terus ditingkatkan, dengan setiap model baru lebih mahal dari model sebelumnya.

Karena pertumbuhan anak terlihat jelas dan cepat, selalu mahal bagi orang tua/wali untuk membeli alat pelindung ukuran baru untuk anak mereka sehingga cocok dengan sempurna. Terlepas dari itu, anak-anak lebih rentan terhadap efek cedera dan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Oleh karena itu, untuk menghindari biaya tambahan, orang tua biasanya melarang anak-anak mereka untuk berpartisipasi dalam olahraga di mana ada biaya keamanan yang konstan.

3. Konsultasi dengan ahli

Walaupun sebagian besar olahraga ekstrim dirancang untuk kelompok usia tertentu (ke atas), ada beberapa yang dilakukan oleh anak-anak sejak usia dini, seperti skateboard dan sepatu roda. Atlet memang memiliki tempat khusus untuk mengasah keterampilan mereka, tetapi terkadang anak-anak menggunakan area publik atau properti pribadi sebagai lapangan permainan mereka. Hal bisa membuat mereka mendapat masalah; misalnya, banyak pemain skateboard muda melakukan aksi di tempat parkir dan bisa mendapatkan tiket untuk itu. Oleh sebab itu, orang tua perlu konsultasi dengan ahli seberapa urgent pelatih untuk menampingi anak-anak. 

Baca: Cerita Ria Ricis jadi Ibu Baru, Fokus pada Mencintai Diri Sendiri Lebih Dulu

WINCHANPULLEY

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."