6 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak, Salah Satunya Melatih Empati

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak-anak membantu lansia. Shutterstock

Ilustrasi anak-anak membantu lansia. Shutterstock

IKLAN

4. Ajarkan Keterampilan Mengatasi yang Sehat

Begitu anak-anak memahami emosi mereka, mereka perlu belajar bagaimana menghadapi emosi itu dengan cara yang sehat. Mengetahui cara menenangkan diri, menghibur diri, atau menghadapi ketakutan bisa jadi rumit bagi si kecil.

Ajarkan keterampilan khusus. Misalnya, anak Anda mungkin mendapat manfaat dari mempelajari cara menarik napas dalam beberapa kali saat marah untuk menenangkan tubuhnya. Cara ramah anak untuk mengajarkan hal ini melibatkan menyuruh mereka mengambil "nafas gelembung" di mana mereka bernapas melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut seolah-olah mereka sedang meniup melalui tongkat gelembung.

Anda juga dapat membantu anak Anda membuat perlengkapan yang membantunya mengatur perasaannya. Buku mewarnai, buku lelucon favorit, musik yang menenangkan, dan losion yang wangi adalah beberapa barang yang dapat membantu melibatkan indera dan menenangkan emosi mereka.

Masukkan barang-barang ke dalam kotak khusus yang mereka hias. Kemudian, ketika mereka sedang kesal, ingatkan mereka untuk mengambil peralatan menenangkan mereka dan berlatih menggunakan alat mereka untuk mengelola emosi mereka.

5. Kembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah

Bagian dari membangun kecerdasan emosional melibatkan belajar bagaimana memecahkan masalah. Setelah perasaan diberi label dan ditangani, saatnya mencari cara untuk memperbaiki masalah itu sendiri.

Mungkin anak Anda marah karena kakaknya terus mengganggunya saat dia sedang bermain video game. Bantu mereka mengidentifikasi setidaknya lima cara untuk memecahkan masalah ini. Solusi tidak harus ide yang bagus. Awalnya, tujuannya adalah untuk bertukar pikiran tentang ide-ide.

Setelah mereka mengidentifikasi setidaknya lima kemungkinan solusi, bantu mereka menilai pro dan kontra dari masing-masing solusi. Kemudian, dorong mereka untuk memilih opsi terbaik.

Ketika anak Anda membuat kesalahan, kerjakan apa yang bisa dilakukan secara berbeda dan apa yang bisa dilakukan anak Anda untuk menyelesaikan masalah yang masih ada.

Cobalah untuk bertindak sebagai pelatih, bukan pemecah masalah yang sebenarnya. Berikan bimbingan bila perlu tetapi berusahalah untuk membantu anak Anda melihat bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dengan damai dan efektif sendiri.

6. Mengajari Anak Cara Mengatasi Masalah Mereka Sendiri

Tidak peduli seberapa cerdas emosi anak Anda, selalu ada ruang untuk perbaikan. Dan kemungkinan akan ada pasang surut sepanjang masa kanak-kanak dan remaja. Seiring bertambahnya usia, mereka cenderung menghadapi rintangan yang akan menantang keterampilan mereka.

Jadi, buatlah tujuan untuk memasukkan pengembangan keterampilan ke dalam kehidupan sehari-hari Anda. Saat anak Anda masih kecil, bicarakan perasaan setiap hari.

Bicara tentang emosi yang mungkin dirasakan karakter dalam buku atau film. Diskusikan cara yang lebih baik untuk memecahkan masalah atau strategi yang dapat digunakan karakter untuk memperlakukan orang lain dengan hormat.

Seiring bertambahnya usia anak Anda, bicarakan tentang situasi kehidupan nyata, apakah itu hal-hal yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari, berteman, hingga bersosialisasi. Jadikan itu pembicaraan berkelanjutan.

Gunakan kesalahan anak Anda sebagai kesempatan untuk tumbuh lebih baik. Ketika mereka bertingkah karena marah atau menyakiti perasaan seseorang, luangkan waktu untuk berbicara tentang bagaimana mereka dapat berbuat lebih baik di masa depan.

Dengan dukungan dan bimbingan Anda yang berkelanjutan, anak Anda dapat mengembangkan kecerdasan emosional dan kekuatan mental yang mereka perlukan untuk berhasil dalam hidup.

Pilihan Editor: Untuk Orang Tua, Ini 5 Alasan Anak Tak Bagikan Perasaannya kepada Anda

VERY WELL FAMILY

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."