Cegah Stres saat Pekerjaan Berubah, Atasi dengan Kecerdasan Emosional

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah Anda, jika dunia pekerjaan biasa mengalami perubahan, baik itu kepemimpinan maupun kebijakan perusahaan. Meski begitu, tak semua orang bisa menghadapinya dan kemudian mengalami stres. Menurut ahli saraf Dean Burnett, secara alamiah otak tidak menyukai ketidakpastian akibat perubahan dan segala sesuatu yang tidak pasti berpotensi menjadi ancaman. 

Sementara itu, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications menunjukkan orang sebenarnya lebih sering stres akibat ketidakpastian dibandingkan perubahan itu sendiri. Lalu, bagaimana cara menavigasi perubahan?

Menurut psikolog klinis Analisa Widyaningrum, perubahan dapat dinavigasi dengan cerdas secara emosional. Kemampuan mengolah emosi inilah yang dapat membantu orang melewati segala tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan manusia mengenali dan memahami emosi lalu menggunakannya untuk mengelola diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

“Mengolah hati dan perasaan memang bukan perkara mudah. Banyak hal yang tidak bisa dikendalikan yang dapat membuat seseorang tidak nyaman terhadap perubahan namun bukan berarti membuat orang tersebut tidak kompeten. Penting untuk memahami level kecerdasan emosi supaya kita bisa mengontrol perasaan dengan lebih baik,” kata Analisa.

Menurutnya, kecerdasan emosi sangat penting dalam dunia kerja karena dapat meningkatkan kolaborasi. Selain itu, dengan memiliki kecerdasan ini, karyawan juga mampu mengelola stres, tangguh menghadapi tantangan, dan mengatasi ketidakpastian secara efisien sehingga kinerja menjadi lebih produktif, pencapaian target meningkat, dan bisa berkontribusi positif terhadap budaya perusahaan.

“Level kecerdasan emosi seseorang dapat terasa saat bekerja bersama orang tersebut. Bekerja dengan orang yang level kecerdasan emosinya tinggi, kita akan merasa lebih nyaman, tenang, dan percaya diri. Hal ini dikarenakan orang tersebut memiliki kompetensi personal dan sosial yang baik,” tutur Analisa.

Kompetensi personal yaitu mampu memahami emosi yang dimiliki atau self awareness dan mengendalikannya dalam situasi sulit serta tetap profesional saat bekerja atau self management. Orang yang memiliki pemahaman emosi yang baik dapat mengelola perasaan untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan kekhawatiran. Dia bisa menerima perubahan dengan cepat dan memikirkan langkah ke depan. 

Lalu, ia juga memiliki kompetensi sosial, yaitu mampu memahami perasaan orang lain dan memiliki keterampilan mengelola hubungan dan membangun dinamika tim yang efektif.

“Sebaliknya, jika bekerja dengan orang yang level kecerdasan emosinya rendah, kita juga akan ikut terbawa merasakan sesuatu yang tidak nyaman, malas, bahkan cemas karena orang tersebut memancarkan aura serta emosi yang negatif,“ kata Analisa.

Antara emosi dan rasio

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."