Diet Mayo, Keto, Intermittent Fasting, dan Mediterania Mana yang Lebih Cocok untuk Kamu?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi diet intermitten fasting. Freepik.com/user14908974

Ilustrasi diet intermitten fasting. Freepik.com/user14908974

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Diet merupakan salah satu kegiatan mengatur pola makan yang semua orang bahkan pernah melakukannya. Pada dasarnya, diet adalah menjaga pola makan dengan tujuan agar menjadi lebih sehat, dan tetap mengontrol berat badan sesuai dengan porsinya.
Ada beberapa metode penurunan berat badan yang kerap kali menjadi perbincangan oleh banyak orang, di antaranya ada diet mayo, diet keto, intermittent fasting, dan diet Mediterranean

Nah dari ke-empat metode penurunan berat badan ini, manakah yang sekiranya paling cocok untuk kondisi tubuh orang Indonesia? Yuk, simak!

1. Diet Mayo 

Diet mayo, seperti yang sudah tersebar luas, diet ini merupakan diet yang yang sangat menyiksa. Namun, menurut penelitian dari Amerika dan Jerman yang telah disampaikan oleh spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Cut Hafiah mengungkapkan bahwa di antara ketiga metode penurunan berat badan yaitu diet mayo, diet keto, dan intermittent fasting, diet mayo yang terbukti paling cepat untuk menurunkan berat badan. Walau demikian, Dokter Cut juga menjelaskan bahwa diet bukan semata-mata angka. 

Ia pun mengungkapkan bahwa jika diet mayo dilakukan secara tidak disipilin, diet mayo juga dapat memberikan efek turun dengan cepat, nantinya jika tidak ditangani lebih lanjut, peningkatan berat badan secara massive/bounce back (kembali lagi tinggi angkanya) pun akan muncul. "Diet mayo memang metode tercepat untuk menurunkan berat badan, namun juga akan cepat untuk kembali naik lagi," ungkap Dokter Cut. 

2. Diet Keto dan Intermittent Fasting

Sedangkan, diet ketogenicatau keto dan intermittent fasting ini memiliki efek untuk menurunkan berat badan yang tidak secepat seperti diet mayo. Namun, efek samping jangka panjangnya lebih banyak. Dikarenakan, di Indonesia sendiri diet keto ini cenderung lebih menggunakan lemak jenuh seperti makanan yang berminyak, sedangkan yang seharusnya digunakan adalah lemak yang tidak jenuh (asam lemak yang tidak jenuh). 

Intermittent fasting pun adalah hal yang serupa, dan bukan merupakan metode diet yang tepat untuk digunakan sebagai metode penurunan berat badan yang diperuntukkan untuk orang Indonesia yang cenderung menyukai karbohidrat. Intermittent fasting juga memiliki efek yang cukup masif untuk para penderita GERD, dikarenakan penyakit lambung yang cukup umum kita jumpai ini, akan terpicu untuk kambuh jika jangka waktu untuk makan kita pendek.

3. Diet Mediterania

Jadi, diet itu bukanlah semata-mata hanyalah sebuah angka, namun kita juga harus memenuhi asupan nutrisi kita. Nah diet yang paling sesuai dengan kondisi dan daya tubuh orang Indonesia adalah diet mediterania, dikarenakan dietnya sehat dan seimbang, jadi dapat disesuaikan dengan kebutuhannya apa, kebiasaannya seperti apa, aktivitasnya seperti apa. 

"Jadi, asupan yang harus diterima tubuh pun terpenuhi, karbohidrat tersedia, asupan nutrisi dan protein pun dapat terpenuhi dengan baik pula, tetap seimbang. Inilah diet yang sesuai dengan orang Asia bahkan Amerika," jelas Dokter Cut.

Ia juga mengungkapkan bahwa tujuan dari diet yang terpenting adalah mendukung orang agar menjadi lebih sehat, selain dengan mencapai postur yang bagus tentunya, dari sisi psikologis pun akan berpengaruh seperti merasa happy dengan bentuk tubuh ideal yang diimpikan. 

Pilihan Editor: Diet Mediterania Diprediksi Kembali Hits di Tahun 2023, Simak Kelebihannya Berikut Ini

WIDYA FITRIANINGSIH 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."