7 Cara Menyelamatkan Tanaman yang Hampir Mati

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita merawat tanaman. Freepik.com

Ilustrasi wanita merawat tanaman. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seringkali, tanaman yang hampir mati atau tampak mati masih bisa diselamatkan. Walaupun tanda-tanda tertentu seperti daun rontok mungkin terlihat mengkhawatirkan, namun kadang kala hal tersebut hanyalah bagian dari proses yang normal. Jika kondisi tersebut sedang dialami tanaman kesayangan kamu, berikut beberapa cara menyelamatkan tanaman yang hampir mati.

Pertama-tama, kita ketahui dulu ciri-ciri tanaman yang masih berpeluang diselamatkan. Mulailah dengan memeriksa batangnya. Batang yang masih hidup akan lentur, tidak rapuh, dan berwarna hijau. Untuk batang tanaman yang tampak seperti kayu, gunakan kukumu untuk mengikis bagian kecil dari kulit kayu dan lihatlah apakah ada jaringan hijau di dalamnya.  Kemudian, goyangkan tanaman secara perlahan dari potnya untuk memeriksa akarnya.

Akar yang sehat berwarna putih atau kuning, dan montok. Sementara itu, akar tanaman yang berwarana kecoklatan juga masuk kategori dapat dihidupkan kembali. Namun, jika semua akarnya sudah lembek dan busuk, ini adalah tanda bahwa tanaman tidak bisa diselamatkan lagi.

Berikut cara menyelamatkan kembali tanaman yang hampir mati

1. Hindari Menyiram Tanaman dengan Air yang Berlebihan

Penyiraman yang berlebihan adalah salah satu penyebab paling umum dari kerusakan tanaman hias. Ketika tanah tergenang air, tidak ada ruang bagi udara untuk bergerak melalui tanah, yang dapat menyebabkan akar tanaman tersebut mati dan menjadi layu.

Solusi sederhana dan paling cepat adalah mengurangi jumlah atau frekuensi penyiraman. Biarkan lapisan atas tanah mengering di antara waktu penyiraman. Pastikan juga wadah-wadahnya dikeringkan dengan benar, dan kosongkan wadah penampung jika airnya terendam lebih dari 24 jam.

Menyiram tanaman secara berlebihan dapat menyebabkan pembusukan akar. Jika kamu melihat akar kecoklatan selama pemeriksaan, luangkan waktu untuk merawat tanamanmu dengan gunting yang telah disterilkan, potong akar yang menunjukkan tanda-tanda penyakit, dan tanam kembali pada tanah yang baru.

Setelah itu, mulailah dengan jadwal penyiraman yang lebih ringan untuk memberi tanaman sedikit ruang untuk bernapas.

2. Menghidrasi Tanah yang Kering

Kekurangan air juga dapat menyebabkan tanaman hampir mati. Daun yang layu bisa menjadi tanda kelebihan air, juga kekurangan air. Untuk membedakan keduanya, carilah ujung daun yang kering atau rapuh, atau dedaunan yang menguning di dekat bagian atas tanaman. Keduanya merupakan tanda bahwa tanaman kekurangan air.

Ketika tanah menjadi terlalu kering, akan sulit untuk melembapkan dengan menggunakan penyiram tanaman. Sebagai gantinya, cobalah penyiraman dari bawah, bukan dari bagian atas pot.

Untuk menghidrasi tanaman yang sangat kering, letakkan seluruh pot ke dalam wastafel, bak mandi, nampan, atau ember berisi air. Perendaman memungkinkan tanah menyerap air dari bawah melalui aksi kapiler, yaitu melalui proses seperti menghisap sedotan.

Biarkan tanaman terendam selama 30 menit atau hingga lapisan atas tanah terasa lembap. Setelah direndam, penting untuk membiarkan kelebihan air mengalir keluar dari pot. Biarkan tanaman mengering selama 10-15 menit. Jika menggunakan ember, letakkan tanaman di dalam nampan untuk menampung air yang mengalir.

Penyiraman dari bawah juga bisa menjadi cara yang bagus untuk menyirami tanaman yang sehat, selama kamu memperhatikan waktu dan tidak membiarkannya terendam air terlalu lama.

Baca juga: 4 Kesalahan Umum Merawat Tanaman Dalam Ruangan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."