Menu Sarapan Setiap Orang Bisa Berbeda, Sesuaikan dengan Hal Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita sarapan dengan sereal. Freepik.com/Gpointstudio

Ilustrasi wanita sarapan dengan sereal. Freepik.com/Gpointstudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apa menu sarapan Anda? Apakah roti, nasi goreng, atau hanya susu saja? Dokter Gizi Klinik Siloam Hospitals TB Simatupang Jakarta dr. Christopher Andrian menyarankan agar menu sarapan setiap orang disesuaikan dengan aktivitas harian mereka. Alasannya kebutuhan nutrisi masing-masing berbeda. 

"Tergantung, habis sarapan itu kita mau ngapain? Kalau habis sarapan terus tidur lagi kira-kira penting nggak?" kata Christopher di Jakarta Selatan, Kamis 15 September 2022.

Christopher mengatakan istilah sarapan alias breakfast dalam bahasa Inggris berarti berbuka puasa. Maklum, kita setiap hari melakukan 'puasa' saat tidur malam yang panjang. 

Kini, salah satu jenis diet yang cukup banyak dilakukan adalah intermittent fasting. Pola diet ini dilakukan dengan cara menentukan jadwal makanan di jam-jam tertentu. Menurut Christopher, pola diet ini juga dapat membantu menurunkan berat badan. "Nah ada juga sekarang istilahnya kalau diet itu intermitten fasting. Itu kita tidak makan sampai jam tertentu. Biasanya mereka rapel jam makannya dari jam 12 siang sampai jam 5 sore misalnya. Ini ada plus minusnya sebetulnya. Karena kalau misalnya kita kasih detail seperti itu berarti dia cuma punya waktu makan itu pendek. Mau makan apa saja bebas yang penting dari jam 12 sampai jam 5," kata Christopher.

"Secara nggak langsung dia mengurangi total impact hariannya. Bisa turun nggak berat badan? Ya bisa-bisa saja karena dia nggak sarapan. Itu berarti dia mengurangi impact kalori hariannya. Tapi tergantung makanannya apa. Balik lagi sama kebiasaan," katanya.

Namun, Christopher juga menegaskan agar masyarakat waspada dalam menjalankan program diet tersebut. Sebab, di kondisi kesehatan tertentu, sarapan sangatlah penting. Misalnya seperti penderita maag atau penderita diabetes.

Sehingga, Christopher mengatakan sebelum memilih jenis diet, cobalah untuk mengenali diri sendiri lebih dulu. Dengan demikian, diet pun akan lebih efektif dan lebih sehat. "Kalau ditanya sarapan apa nggak, sehat apa nggak, misal orang yang ada sakit maag, orang yang ada sakit gula, diabetes, lebih baik sarapan supaya gula darahnya lebih stabil. Supaya lambung kerjanya nggak berat. Makanya pentingnya sarapan untuk itu. Apalagi kalau yang aktivitasnya tinggi," ujar Christopher.

"Kalau aktivitas tinggi terus nggak makan, risiko untuk gula darah kita drop itu besar. Apalagi sekarang banyak yang menghindari karbo. Padahal itu masih kita perlukan untuk konsentrasi, suplai darah ke otak. Karena kalau kekurangan gula, bisa lemas, gemetar, bahkan mengganggu konsentrasi," katanya.

Terakhir, dia juga menegaskan agar orang yang sedang menjalani diet penurunan berat badan untuk tidak mengonsumsi dua atau tiga jenis karbohidrat sekaligus. Sebab, hal ini justru akan menggagalkan diet dan dapat mengganggu kesehatan.

"Kalau mau sarapan prinsipnya jangan mengkombinasikan dua atau tiga jenis karbo dalam sekali makan. Ini buat yang mau turunin berat badan ya. Jadi kalau misalnya makan roti, pilihlah isian dengan sumber protein, sumber lemak yang baik dan juga serat," katanya.

Baca: Sedang Diet? Simak 5 Menu Sarapan Sehat Tinggi Protein

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."