Mengenal Gubernur Tokyo Yurike Koike, Fasih Berbahasa Inggris dan Arab

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Gubernur Tokyo Yuriko Koike/Foto: Instagram/CC.WIP

Gubernur Tokyo Yuriko Koike/Foto: Instagram/CC.WIP

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu Gubernur Tokyo Yuriko Koike, membahas usaha untuk bangkit dari pandemi Covid-19, di antaranya kerja saema membangun kota tahan bencana dan kerja sama di bidang transportasi publik ramah lingkungan.

"Tokyo dan Jakarta adalah sister cities, kota kembar dengan hubungan yang sudah lama. Pertemuan hangat ini menjadi komitmen baru untuk mempererat hubungan Jakarta dan Tokyo," kata Anies yang dikutip dari akun instagramnya, @aniesbaswedan pada Ahad, 14 Agustus 2022.

Anies Baswedan mengatakan Pemprov DKI Jakarta turut memgundang Gubernur Tokyo untuk hadir pada konferensi Urban 20 di Jakarta yang digelar akhir Agustus 2022. Gubernur Yuriko pun meyatakan kesediaanya untuk hadir pada pertemuan tersebut bersama dengan pemimpin kota-kota utama dunia lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Anies turut mengenang pertemuannya dengan Yuriko pada 2017, tepatnya ketika kedua sosok itu akan menjabat sebagai Gubernur. "Sejak pertemuan pada 2017 itu, kami sempat bertemu langsung lagi pada tahun 2019 saat Urban 20 Summit di Tokyo. Selan itu, terjadi pula pertemuan berkali-kali secara virtual saat kota-kota utama dunia bersama-sama menghadapi pandemi Covid-19," ujarnya.

Yuriko fasih bahasa Inggris dan Arab

Di awal pandemi, kata Anies, para Gubernur dan Wali Kota dari berbagai negara saling membagi pengalaman, diakusi, dan saling belajar soal penanganan pandemi Covid-19. "Kami para Gubernur dan Wali Kota dari berbagai negara melakukan zoom meeting secara berkala," katanya.

Selain itu, pada 2019, Anies Baswedan dan Gubernur Yuriko terpilih menjadi vice-chair C40, yaitu organisasi kota-kota utama dunia yang berfokus pada penanganan krisis iklim global. "Komunikasi dan kerja sama dengan Gubernur Koike kali ini makin intensif," ujarnya.

Di mata Anies Baswedan, selain fasih berbahasa Jepang dan Inggris, Gubernur Tokyo itu fasih berbahasa Arab. Sebab, semasa kuliah, Yuriko pernah kuliah, tinggal, dan bekerja di Kairo.

Selain itu, hal unik yang menarik perhatian Anies, yaitu ketika Yuriko menunjukkan lukisan ikan karya mendiang Shinzo Abe mantan Perdana Menteri Jepang. Hal itu dilakukan sebagai cara menghormati dan mengingat tokoh penting di Jepang.

Karier Yurike Koike

Koike Yuriko, lahir 15 Juli 1952) adalah seorang politikus Jepang yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Tokyo. Dia lulus dari Universitas Amerika di Kairo (BA dalam Sosiologi) sebagai mahasiswa top pada tahun 1976 dan merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Jepang dari 1993 hingga 2016, ketika dia mengundurkan diri untuk mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur Tokyo.

Dia juga sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan di kabinet pertama Perdana Menteri Shinz Abe, tetapi mengundurkan diri pada Agustus 2007 setelah hanya 54 hari menjabat.[1] Pada tanggal 31 Juli 2016, Koike terpilih sebagai Gubernur Tokyo, menjadi Gubernur wanita pertama di kota metropolitan itu.[2] Koike terpilih kembali sebagai Gubernur Tokyo pada 5 Juli 2020 dengan telak, memenangkan 59,7 persen suara.

Lahir dan besar di Ashiya, Hygo, sebuah kota kecil yang kaya di dekat Kobe, Koike bersekolah di SMP dan SMA Knan Girls untuk pendidikan menengahnya. Ayahnya, Yjir Koike, adalah seorang pedagang perdagangan luar negeri yang menangani produk minyak. Dia juga terlibat dalam politik, mendukung Shintar Ishihara dan Tatenokai pada 1960-an, dan gagal dalam pemilihan nasional pada 1969.[4] 

Setelah keluar dari Sekolah Sosiologi Universitas Kwansei Gakuin pada bulan September 1971, ia melanjutkan belajar bahasa Arab di Universitas Amerika di Kairo dan menerima gelar Bachelor of Arts di bidang Sosiologi sebagai mahasiswa terbaik dari Universitas Kairo pada bulan Oktober 1976. Dia mulai bekerja sebagai penerjemah bahasa Arab dan kemudian menjadi jurnalis, mewawancarai Muammar Gaddafi dan Yasser Arafat pada tahun 1978,[8] dan menjadi pembawa berita pada tahun 1979. Dia menerima penghargaan Female Broadcaster of Japan pada tahun 1990.

SUNU DYANTORO 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."