Antibodi dari Vaksin Sinovac Turun setelah 6 Bulan, Menurut Penelitian

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Botol kecil berlabel stiker

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut studi laboratorium di Cina, antibodi yang dipicu oleh vaksin Sinovac menurun di bawah ambang batas utama sekitar enam bulan setelah dosis kedua. Hal itu dialami sebagian besar penerima. Oleh karena itu, suntikan ketiga dapat memberikan efek peningkatan yang kuat.

Peneliti di Cina melaporkan temuan itu dari studi sampel darah dari orang dewasa sehat berusia antara 18 hingga 59 tahun dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Ahad, 25 Juli 2021, dikutip dari CNA. Temuan itu belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Untuk peserta yang menerima dua dosis, dua atau empat minggu terpisah, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen masing-masing masih memiliki tingkat penawar di atas ambang batas enam bulan setelah dosis kedua.

Pembacaan hasil tersebut didasarkan pada data dari dua kelompok yang melibatkan lebih dari 50 peserta masing-masing, sementara penelitian memberikan dosis ketiga dengan total 540 peserta. Ketika peserta dalam beberapa kelompok diberi dosis ketiga, sekitar enam bulan setelah yang kedua, tingkat antibodi naik 28 hari berikutnya sekitar tiga hingga lima kali lipat dari empat minggu setelah dosis kedua, berdasarkan penelitian.

Studi ini dilakukan oleh para peneliti di otoritas pengendalian penyakit di provinsi Jiangsu, Sinovac, dan institusi Tiongkok lainnya. Para peneliti memperingatkan bahwa penelitian ini tidak menguji efek antibodi terhadap varian yang lebih menular, dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai durasi antibodi setelah suntikan ketiga.

Baca juga: Penelitian: Vaksin Sinovac 90,3 Persen Bisa Cegah Pasien Covid-19 Masuk ICU

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."