5 Bahaya Sexting dari Penurunan Percaya Diri hingga Depresi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita sedang berfoto selfie. shutterstock.com

Ilustrasi wanita sedang berfoto selfie. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mengirim foto atau video pribadi saat Anda sexting bisa menyebar dengan cepat dan viral. Tidak percaya? Pada awalnya, Anda mungkin mengira, foto atau video pribadi Anda akan hanya menjadi konsumsi pasangan atau penerima. Namun, saat ini sudah banyak kasus foto dan video seseorang yang telah menjadi konsumsi publik.

Sexting adalah aktivitas berkirim pesan tes, foto, atau video seksual melalui chatroom media sosial dan aplikasi kencan, di telepon pintar maupun komputer. Tak jarang, foto dan video yang dikirim merupakan foto pribai yang terkait dengan anggota tubuh, yang seharusnya tidak dibagikan kepada orang lain. Sexting kerap dilakukan untuk membangkitkan gairah antara pengirim dan penerima.

Karena foto atau video itu tak lagi bersifat pribadi, pemilik gambar dapat mengalami kondisi emosional, bahkan dapat dijerat hukum. Berikut ini beberapa konsekuensi dari sexting, yang harus Anda pahami.

Foto atau video yang tersebar setelah Anda melakukan sexting, dapat menjadi aksi balas dendam dan penghinaan, yang bisa saja dilakukan teman atau mantan pasangan. Sebagai hasilnya, pemilik foto akan merasa malu, karena bentuk tubuhnya menjadi konsumsi publik, begitu materi pesan yang hanya ditujukan kepada pasangan, menjadi viral.

Simak dampak buruk yang ditimbulkan dari sexting.

1. Dirisak atau di-bully
Individu yang fotonya tersebar setelah sexting, juga mungkin akan dirisak dan diintimidasi oleh orang lain, baik di dunia nyata maupun jagat maya. Pada beberapa kasus, bullying terhadap pemilik foto atau video dapat berujung tragis, seperti bunuh diri.

2. Penurunan kepercayaan diri
Seseorang yang foto atau videonya tersebar, termasuk karena sexting bisamengalami penurunan kepercayaan diri. Penyesalan yang muncul setelah sexting, berpotensi membuat individu tersebut menyalahkan diri sendiri.

3. Objektivikasi dan pelecehan seksual
Seseorang yang foto atau videonya telah merebak luas di dunia maya, berisiko menjadi korban objektivikasi serta korban pelecehan seksual oleh pengguna lainnya di Internet. Hal ini juga termasuk pelecehan melalui media online. Pemilik foto atau video juga berisiko menjadi mangsa dari predator seks atau penjahat kelamin.

4. Depresi
Kondisi depresi juga berisiko dialami oleh korban yang foto atau videonya menjadi viral. Hal ini terjadi karena perasaan terhina dan perisakan yang dialami oleh korban. Karena mengalami depresi, bunuh diri juga mungkin terngiang dalam pikiran orang yang foto atau video pribadinya sudah viral tersebut.

5. Dijerat hukum
Orang yang mengirimkan foto atau video pribadi, bisa ditangkap oleh kepolisian. Pada beberapa kasus, individu yang wajahnya terpampang di konten multimedia tersebut juga ada yang dijerat hukum.

Sexting adalah kegiatan yang berisiko. Pacar, teman, maupun orang asing yang Anda kenal di media sosial, tidak sepenuhnya bisa Anda percaya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk tidak melakukan sexting atau berkirim foto dan video pribadi, walau mungkin merasa sangat dekat dengan penerima.

SEHATQ | MITRA TARIGAN

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."