Makan Cokelat Hitam Bisa Kurangi Risiko Depresi, Kata Penelitian

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi makan cokelat. Shutterstock

Ilustrasi makan cokelat. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Siapa yang suka makan cokelat, terutama cokelat hitam?Bila Anda orangnya termasuk yang beruntung karena cokeklat hitam banyak manfaatnya, termasuk mengurangi risiko depresi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi cokelat hitam dapat menurunkan risiko depresi hingga empat kali lipat. 

Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang diketuai oleh Dr. Sarah Jackson dari Universitas College London (UCL). Para peneliti melakukan survei terhadap 13,626 orang dewasa. Survei tersebut berisi seputar pola konsumsi cokelat hitam, gejala depresi, serta berbagai faktor lain termasuk tinggi badan, aktivitas fisik, dan masalah kesehatan kronis partisipan.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa orang yang memakan cokelat hitam dalam dua hari terakhir memiliki 70 persen kemungkinan lebih rendah untuk mengalami gejala depresi ketimbang yang tidak.

“Penelitian ini memberikan beberapa bukti bahwa konsumsi cokelat, khususnya cokelat hitam, dapat dikaitkan dengan berkurangnya kemungkinan gejala depresi yang relevan secara klinis," ungkap Dr. Jackson seperti dilansir dari laman Mirror

Selain itu, studi yang melibatkan peneliti dari Universitas Calgary dan Layanan Kesehatan Alberta Canada juga menemukan bahwa sebanyak 25 persen dari total partisipan yang mengonsumsi jenis cokelat apapun-dengan berat antara 104-454 gram- diketahui 58 persen lebih sedikit mengalami gejala depresi. Sayangnya, Dr. Jackson dan kawan-kawan tidak menemukan keterkaitan antara cokelat yang bukan jenis cokelat hitam dengan gejala depresi.

Ilustrasi cokelat (pixabay.com)

Lebih lanjutnya, penelitian itu menjelaskan bahwa cokelat mengandung bahan psikoaktif, termasuk dua analog anandamin yang menghasilkan efek euforia seperti mengonsumsi ganja dan beberapa amina biogenik endogen.

Cokelat juga diketehui mengandung phenylethylamine yakni bahan kimia yang diyakini penting untuk mengatur suasana hati seseorang. Walaupun demikian, Dr. Jackson dan peneliti lainnya tidak dapat membuktikan bahwa cokelat dapat melawan depresi.

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi arah penyebabnya - bisa jadi  depresi menyebabkan orang kehilangan minat untuk makan cokelat, atau mungkin ada faktor-faktor lain yang membuat orang memiliki minat kecil untuk makan cokelat hitam dan menjadi depresi," ungkap Dr. Jackson sebagaimana dilansir laman Mirror.

Senada dengan Dr. Jackson, Profesor Anthony Cleare dari King's College London yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan uji coba lebih lanjut diperlukan. Menurutnya, masalah utama dari penelitian Dr. Jackson dan kawan-kawan adalah tidak dapat memberikan jawaban apakah cokelat hitam yang melindungi seseorang dari depresi ataukah justru depresi yang memengaruhi cara seseorang mengonsumsi cokelat.

“Kita tahu bahwa depresi telah memberi efek pada nafsu makan secara keseluruhan dan pada jenis makanan yang diinginkan orang," ungkap Prof. Cleare seperti dilansir laman Dailymail.

"Apa yang benar-benar dibutuhkan adalah studi jangka panjang yang mengukur konsumsi cokelat hitam selama periode yang lebih lama," imbuhnya.

GALUH PUTRI RIYANTO 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."