Komplikasi Hipertensi Bisa Picu Gagal Ginjal dan 4 Penyakit Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ginjal. webmd.com

Ilustrasi ginjal. webmd.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaHipertensi terjadi ketika tekanan atau dorongan yang diberikan darah terhadap pembuluh darah, terlalu kuat atau kelewat tinggi. Umumnya, tekanan darah disebut tinggi apabila mencapai angka 130/80 mmHg atau lebih. Hipertensi bisa meningkatkan risiko penderitanya terhadap penyakit yang lebih serius yang disebut dengan komplikasi hipertensi. Kondisi ini dapat menyerang organ jantung, otak, mata, hingga mengganggu aktivitas seksualitas Anda seperti berikut.

1. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah

Ada beberapa penyakit jantung yang menjadi komplikasi hipertensi, termasuk penyakit jantung koroner, pembesaran jantung sebelah kiri, serangan jantung, dan gagal jantung.

Hipertensi yang tidak ditangani, bisa menyebabkan pembuluh darah rusak, mengeras, dan mengencang. Keadaan ini menghalangi aliran darah menuju jantung, dan mengakibatkan nyeri pada bagian dada (angina), serta sesak napas. Keadaan inilah yang disebut sebagai penyakit jantung koroner.

Terhalangnya aliran darah tersebut juga dapat memicu detak jantung yang tidak teratur, bahkan serangan jantung.

Hipertensi juga memaksa jantung bekerja lebih keras dari kondisi normal, untuk memompa darah. Keadaan ini menyebabkan bilik kiri jantung, yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh menjadi tebal dan tegang (pembesaran jantung kiri). Apabila terus dibiarkan, kondisi ini meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung, henti jantung mendadak, dan gagal jantung.

Selain itu, tekanan darah tinggi juga menyebabkan otot jantung menjadi lemah, serta bekerja dengan kurang efisien. Pada akhirnya, jantung akan kewalahan, dan mengalami aus. Kondisi ini menyebabkan terjadinya gagal jantung.

2. Gagal ginjal

Hipertensi yang terus-menerus terjadi juga dapat mengakibatkan komplikasi, berupa penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah. Apabila pembuluh darah kecil di organ ini rusak karena hipertensi yang tidak terkontrol, maka ginjal akan kesulitan menyaring zat yang tidak lagi diperlukan tubuh.

3. Gangguan pada otak, seperti stroke dan demensia

Stroke terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik), atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik), pada area otak. Keadaan tersebut dapat menimbulkan terganggunya persediaan darah dan oksigen di otak, sehingga memicu matinya sel-sel di otak.

Hipertensi yang tidak terkontrol membuat pembuluh darah di otak menyempit, pecah, atau bocor. Tekanan darah tinggi juga memicu gumpalan darah di sepanjang pembuluh darah menuju otak, sehingga menghalangi aliran darah dan menyebabkan stroke.

Selain stroke, komplikasi hipertensi juga dapat berupa penyakit demensia. Ini merupakan penyakit otak yang membuat penderitanya sulit berpikir, berbicara, bernalar, mengingat, melihat, maupun bergerak. Ada beberapa penyebab kondisi ini, dan salah satunya adalah demensia vaskular.

Demensia vaskular terjadi akibat penyempitan pembuluh darah, yang membuat tersumbatnya suplai darah ke otak. Demensia vaskular bisa disebabkan oleh stroke, maupun hipertensi.

4. Gangguan pada mata

Hipertensi juga bisa menyebabkan retinopati hipertensi. Kondisi di mana hipertensi menyerang pembuluh darah bagian retina, yang berfungsi untuk mengubah cahaya yang masuk ke mata, menjadi sinyal saraf untuk disampaikan ke otak.

Hipertensi yang tidak terkendali dapat membuat pembuluh darah retina menebal, lalu menyempit, dan menghambat aliran darah di sekitar retina. Pada beberapa kasus, retina juga dapat mengalami pembengkakan.

Rusaknya pembuluh darah di retina memicu gangguan pada fungsi bagian mata tersebut. Selain itu, hipertensi juga dapat memberikan tekanan pada saraf mata yang disebut neuropati optik. Keadaan ini dapat membunuh sel-sel saraf di mata dan mengganggu kemampuan penglihatan, bahkan menyebabkan kebutaan.

5. Disfungsi seksual

Komplikasi hipertensi juga dapat berupa disfungsi seksual, baik pada pria, maupun wanita. Hipertensi dapat menghambat aliran darah, termasuk darah yang menuju organ penis. Sehingga, pria dengan tekanan darah tinggi, berisiko untuk mengalami disfungsi ereksi.

Wanita dengan hipertensi juga berisiko mengalami disfungsi seksual. Sebab, tekanan darah tinggi mengurangi aliran darah ke miss V, yang mengurangi hasrat seksual, membuat miss V menjadi kering, hingga kesulitan mencapai orgasme.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."