Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dear Ladies, Jangan Malas Deteksi Dini untuk Cegah Hipertensi

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Yayasan Jantung Indonesia (YJI) menggelar kampanye nasional bertajuk "Lawan Hipertensi, Dimulai dari Deteksi Dini". Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengendalian hipertensi sebagai langkah pencegahan penyakit kardiovaskular.

Annisa Pohan Yudhoyono, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia menegaskan hipertensi adalah silent killer yang sering tidak disadari. Di Indonesia, 1 dari 3 orang dewasa menderita hipertensi, namun mayoritas tidak menyadarinya. Melalui kampanye ini, kami ingin mengajak seluruh masyarakat untuk rutin memeriksa tekanan darah sebagai langkah awal pencegahan.

Hipertensi: Ancaman Serius di Segala Usia

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering dianggap masalah kesehatan lanjut usia. Namun, data menunjukkan bahwa generasi muda di Indonesia juga rentan terhadap kondisi ini. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tensimeter sebesar 10,7 persen pada kelompok usia 18–24 tahun dan 17,4 persen  pada kelompok 25–34 tahun. Fakta ini mengejutkan, mengingat hipertensi dapat menjadi silent killer tanpa gejala awal yang jelas.

Sedangkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengungkapkan bahwa hanya 34 persen penderita hipertensi di Indonesia yang menyadari kondisi mereka, sementara hanya 8 persen yang mengelola penyakitnya dengan baik melalui pengobatan dan gaya hidup sehat.

Padahal, hipertensi kini semakin banyak menyerang kelompok usia muda akibat gaya hidup tidak sehat, seperti:

1. Kebiasaan merokok

Nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan detak jantung, yang memicu tekanan darah tinggi.

2. Konsumsi garam berlebihan

Asupan natrium yang tinggi berkontribusi pada retensi cairan dan peningkatan tekanan darah.

3. Kurang aktivitas fisik

Gaya hidup sedentari memperburuk risiko obesitas dan hipertensi.

4. Stres berkepanjangan

Stres kronis dapat mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang berdampak pada peningkatan tekanan darah.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah,  dr. Ario Soeryo Kuntjoro menjelaskan deteksi dini hipertensi sangat penting karena kondisi ini sering tanpa gejala. Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah secara diam-diam, meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Pemeriksaan rutin setiap bulan sangat dianjurkan, terutama bagi mereka dengan faktor risiko."

Salah satu kegiatan dalam menggiatkan kampanye ini adalah kolaborasi multi-sektor, termasuk pemerintah, komunitas olahraga , dan sektor swasta, dengan rangkaian kegiatan seperti:

1. Pemeriksaan tekanan darah dan konsultasi kesehatan gratis

2. Diskusi kesehatan dengan pakar kardiologi, termasuk dr. Ario Soeryo Kuntjoro, Sp.JP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

3. Heart Run dan kampanye gaya hidup aktif

Gebyar Senam Jantung Sehat dalam Rangka HUT ke-498 Kota Jakarta

Pada saat yang hampir bersamaan, YJI juga menyelenggarakan Gebyar Senam Jantung Sehat yang diikuti 5.000+ peserta dari berbagai wilayah, termasuk Klub Jantung Sehat (KJS) dari lima korwil DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Acara ini semakin meriah dengan penampilan dinamis dari klub-klub KJS yang tengah mempersiapkan diri untuk untuk mengikuti Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII yang akan diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun ini.

Lebih dari sekadar olahraga, momen ini menjadi ajang silaturahmi dan pengingat pentingnya menjaga kesehatan jantung sedini mungkin. Yayasan Jantung Indonesia berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah, sekaligus menginspirasi perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Mari terus bergerak, hidup sehat, rutin cek kesehatan, dan jaga jantung kita untuk diri sendiri dan orang-orang tercinta!

Pilihan Editor: 2 Bahan Kimia Kosmetik Ini Tingkatkan Risiko Hipertensi saat Hamil, Kata Studi

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement