7 Bahan Perawatan Kulit yang Harus Dihindari saat Hamil

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi kehamilan dan makeup. Shutterstoc

Ilustrasi kehamilan dan makeup. Shutterstoc

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak hal yang harus diperhatikan oleh wanita hamil, mulai dari gaya hidup, pola makan sampai memilih produk kecantikan. Ini karena beberapa bahan kosmetik dapat mempengaruhi perkembangan bayi selama di dalam kandungan.

Baca juga: Bahagianya Aura Kasih Hamil, Banyak yang Mendoakan

Dokter keluarga bersertifikat sekaligus penasihat medis untuk klinik kecantikan Belli Beauty di kota New York, Amerika Serikat, Dr. Shilpi Agarwal membenarkan hal tersebut. “Beberapa bahan yang terdapat di produk kecantikan dapat mempengaruhi siklus hormon wanita hamil bahkan dapat menganggu perkembangan organ pada bayi selama di dalam kandungan,” ujarnya. Supaya lebih teliti lagi, ibu hamil wajib menghindari bahan-bahan berikut ini dalam produk perawatan kulitnya.  

1. Beta Hydorxy Acid (BHA)
Kala hamil, biasanya wanita akan mengalami sejumlah masalah kulit mulai dari kusam hingga berjerawat. Namun, jangan sembarang memilih obat jerawat. Pastikan di dalam prouk penghilang jerawat Anda tak mengandung Beta Hidroxy Acid (BHA) seperti asam salisilat. Kandungan tersebut biasanya terdapat pada produk kecantikan untuk membantu meredakan jerawat, kulit berminyak dan membantu mengangkat sel kulit mati.

“Asam salisilat dalam dosis tinggi yang dikonsumsi secara oral secara klinis terbukti dapat menyebabkan cacat lahir dan berbagai kompilasi kehamilan. Oleh karenanya, jangan gunakan produk mengandung BHA selama kehamilan. Gunakan saja sepupu asam salisilat yang lebih lembut yakni lactic acid. Lactic acid bisa membantu membersihkan wajah dan mengangkat sel kulit mati tanpa efek samping bagi wanita hamil,” saran Agarwal.

2. Retinoid
Retinoid terkenal sebagai kandungan ampuh untuk menangkal jerawat dan anti penuaan. Namun sayangnya Retinoid dan semua turunannya seperti retinaldehyde, differin, tretinoin, tazarotene dan isotretinoin harus dihindari wanita yang tengah mengandung. “Retinoid dapat menyebakan cacat lahir seperti malformasi sehingga sebaiknya dihindari saat hamil,” ujar Agarwal.

3.Tetracycline
Kandungan tetracycline adalah antibiotik yang umumnya ditemukan dalam obat jerawat dan penyakit lyme. Dr. Shilpi mengungkapkan bahwa penggunaan tetracycline saat hamil dapat merusak hati ibu hamil dan menyebabkan perubahan warna keabuan pada bayi saat masa pertumbuhan. “Antibiotik alternatif yang umum diresepkan untuk ibu hamil adalah amoxicillin atau erythromycin” ujarnya.

4. Hydroquinone
Hydroquinone dikenal efektif untuk mencerahkan wajah, namun ketika hamil, sebaiknya Anda menghindarinya. Selama masa kehamilan, jika kulit menggelap atau timbul flek-flek kecokelatan di wajah akibat perubahan hormon termasuk normal. Namun jangan khawatir, dr. Maria Charlotte dari ID Beauty Clinic Indonesia mengatakan bahwa ada bahan pencerah yang aman untuk digunakan ibu hamil. “Yang ada brightening agent-nya itu bisa azelaic acid atau glycolic acid juga boleh untuk ibu hamil,” ungkap dr. Maria.

5. Phthalate, Toluene, dan Formaldehyde
Phthalate, toluene, dan formaldehyde dikenal sebagai ‘trio racun’ yang harus dihindari terutama saat masa kehamilan. Penggunaan phthalate, toluene dan formaldehyde yang biasanya terdapat di cat kuku, parfum sintetis, dan produk pelurusan rambut ini menganggu kehamilan.

Penggunaan formaldehyde selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran dan gangguan kesuburan. Tak hanya itu penggunaan phthalate juga dapat menyebabkan anak lahir dengan IQ yang lebih rendah, anak lahir dengan gagal ginjal dan hati. Sementara toluena dapat menyebabkan iritan kulit hingga dermatitis. Menghirup uap toluena dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan rasa kantuk, sakit kepala, iritasi hidung, tenggorokan dan saluran pernapasan. Oleh karenanya sebaiknya hindari menggunakan cat kuku selama kehamilan.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."