Psikolog Rose Mini: Ukuran Kedewasaan Bukan Usia, tapi...

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Psikolog Rose Mini Agoes Salim mengatakan tolok ukur seseorang dianggap dewasa atau masih kanak-kanak ada pada kemampuan berpikirnya. Ketika seseorang melakukan sesuatu hanya berdasarkan keinginan untuk mencoba, tanpa berpikir panjang, termasuk mempertimbangkan konsekuensi dari perbuatannya, itu masuk kategori belum dewasa.

Baca juga:
7 Alasan Perempuan Berbohong kepada Pasangannya
Zodiak Pembohong Ulung, Ada Satu Zodiak Paling Parah

"Karena tolok ukur kedewasaan seseorang bukanlah usia, melainkan kemampuan untuk dapat berpikir panjang," kata Rose Mini di Jakarta, Jumat 4 Mei 2018. Sikap dewasa tersebut, menurut dia, salah satunya dipengaruhi oleh moralitas sebagai bentuk intelegensi seseorang.

Rose Mini yang juga pemilik ESSA Consulting menjelaskan, moral merupakan kemampuan membedakan baik dan buruk terhadap sesuatu. Dan setiap orang mesti diajarkan moralitas sejak kecil dan distimulasi moral yang baik secara terus-menerus. "Agama juga mengajarkan moralitas. Jadi urusan agama tidak melulu spiritual," kata dia.

Artikel lainnya:
Jangan Mengaku Sahabat Jika Belum Penuhi 4 Syarat Ini
Psikolog : 4 Alasan Orang Terapkan Gaya Hidup Mewah Demi Gengsi

Ilustrasi anak remaja berpacaran diawasi orang tuanya. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

Walaupun sudah memiliki pengetahuan mengenai moral dan agama, Rose Mini melanjutkan, tetap ada faktor lain yang pasti mempengarugi, yakni lingkungan. Kombinasi pengetahuan moral dan agama yang terus distimulasikan ke dalam perilaku keseharian dapat menjadi benteng untuk menghindari seseorang melakukan perilaku negatif.

CANDRIKA RADITA PUTRI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."