Psikolog : 4 Alasan Orang Terapkan Gaya Hidup Mewah Demi Gengsi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi perempuan stres/depresi. Shutterstock.com

Ilustrasi perempuan stres/depresi. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada orang yang selalu tampil serba wah. Dari ujung rambut sampai kaki dan semua yang melekat kepadanya adalah barang bermerek dengan harga fantastis. Apakah dia memang pengusaha sukses, kariernya cemerlang, atau keturunan anak orang kaya? Itu tak penting. Entah dari menjual harta benda atau hasil utang, yang penting penampilan dan gaya hidupnya bisa bikin orang lain tercengang.

Baca juga:
Angela Lee Terjerat Utang, 3 Tanda Orang Mengejar Gengsi
Angela Lee Banyak Utang, Apa Tujuan Perempuan Punya Barang Mewah

Psikolog klinis dewasa dari Q Consulting, Rena Masri mengatakan gaya hidup adalah tingkah laku sehari-hari segolongan manusia yang ingin terlihat "lebih". "Gaya hidup seperti ini termasuk hedonis, di mana aktivitas seseorang lebih fokus mencari kesenangan," ucap Rena Masri.

Misalnya, orang-orang yang lebih banyak bermain dan menghabiskan waktu di luar rumah, atau senang membeli barang dan mendapat pelayanan mewah, dan lain lain. Tidak hanya itu, individu tersebut biasanya selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Saat seseorang belum mampu bergaya hidup mewah, tapi punya keinginan kuat untuk menerapkan itu, motivasi ini bisa menjadi sumber masalah. Rena menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang, khususnya wanita sampai rela berutang demi gaya hidup mewah.

1. Tekanan kelompok atau lingkaran pertemanannya
"Ada peer pressure yang menyebabkan dia ingin terlihat sama, baik dalam perilaku maupun cara pikir agar diterima oleh kelompoknya,” kata Rena. Terutama segala sesuatu yang mengikuti tren, mendorong orang agar terus mengeluarkan uang untuk memiliki produk terbaru.

2. Pengalaman yang mempengaruhi keputusan bergaya hidup mewah
"Seseorang yang sebelumnya bergaya hidup sederhana, namun dia merasa banyak orang yang memandangnya sebelah mata," tutur Rena. Pengalaman tersebut begitu melekat sehingga dia memutuskan untuk mengubah gaya hidupnya.

3. Ingin diperhatikan dan dilayani
Ketika memperhatikan orang lain yang bergaya hidup mewah begitu diperhatikan dan dilayani, dia ingin juga seperti itu. "Ini juga memperkuat motif untuk bergaya hidup mewah dan dia ujuga ingin mendapat perhatian dan pelayanan yang lebih dari orang tersebut," ucap Rena Masri.

4. Keempat adalah karakter atau kepribadian tertentu
Contoh, orang yang lemah dalam menanamkan konsep diri sehingga hanyut kemudian menjadi pengikut. "Terlebih individu yang memiliki konsep diri negatif, biasanya lebih mudah terbujuk dan akhirnya mengikuti gaya hidup di luar kemampuannya," ujarnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."