Ilustrasi belajar bersama. shutterstock.com

kesehatan

Peneliti Sebut Tak Ada Kaitan Pendidikan Tinggi dan Demensia

Minggu, 10 Februari 2019 11:13 WIB
Reporter : Antara Editor : Yayuk Widiyarti

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada anggapan bahwa berpendidikan lebih tinggi bisa memperlambat efek berbahaya penurunan fungsi kognitif. Namun, sebuah studi membantah anggapan itu.

Penelitian dalam jurnal Neurology menemukan bahwa pendidikan mungkin tidak sepenting itu untuk memerangi penurunan kognitif dan demensia, seperti dilansir dari Time. Untuk sampai pada kesimpulan itu, para peneliti melibatkan hampir 3.000 orang berusia lanjut selama sekitar delapan tahun.

Artikel lain:
Awas, Kesepian Juga Sebabkan Demensia

Mereka menemukan bahwa memperoleh lebih banyak pendidikan tampaknya tidak melindungi orang dari pengikisan keterampilan berpikir begitu proses penurunan kognitif dimulai. Orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada awal penelitian memang menunjukkan keterampilan berpikir yang lebih baik pada berbagai tes, tetapi tingkat pendidikan tampaknya tidak berpengaruh pada seberapa cepat orang berkembang setelah penurunan kognitif dan dalam beberapa kasus demensia dimulai.

"Pendidikan memberikan beberapa perlindungan terhadap demensia, tetapi tidak memberikan perlindungan terhadap tingkat penurunan kognitif," kata Robert Wilson, profesor ilmu neurologis di Rush University Medical Center di Amerika Serikat.

Dalam studi itu, peneliti juga melacak apakah tingkat kognitif orang mengaalami penurunan bervariasi berdasarkan tingkat pendidikan. Mereka menemukan jawaban tidak.

Penemuan memperlihatkan bahwa mereka yang berpendidikan lebih tinggi tidak memiliki lebih sedikit tanda-tanda demensia fisik dalam bentuk lesi, plak, atau kusut neuron pada otak mereka.

Namun, tidak berarti pendidikan tak memberikan manfaat melindungi otak yang menua. Pendidikan tinggi dapat membantu membangun jaringan sel yang lebih kuat, yang tampaknya membantu melindungi terhadap sel-sel yang memburuk seiring dengan penuaan. Tetapi begitu penurunan kognitif dimulai, keuntungan itu tampaknya terhapus.

Baca juga:
3 Cara Mudah Terhindar dari Gejala Demensia di Masa Tua