5 Cara Mengatasi Anak Autisme Marah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak autis jalani terapi. shutterstock.com

Ilustrasi anak autis jalani terapi. shutterstock.com

IKLAN

2. Gunakan Kata-kata Sederhana

"Orang tua harus berbicara dengan anak menggunakan kata-kata sederhana dan instruksi langsung tanpa menghakimi. Pengalihan adalah cara penting untuk mengatasi ledakan kemarahan. Untuk anak-anak yang berfungsi lebih baik, simpan daftar gangguan agar mudah diterapkan. Sebuah perubahan lingkungan di mana anak marah dapat membantu," jelas Dr Pratibha.

3. Tempat Aman untuk Melepaskan Kemarahan

Untuk anak autisme yang usianya sedikit lebih besar dan menolak mendengarkan, bisa juga membiarkan anak melampiaskan perasaannya dengan aman di tempat yang aman misalnya berteriak ke bantal atau menggunakannya sebagai samsak tinju.

"Setelah beberapa saat, anak akan menjadi lelah dan mulai tenang. Anak juga dapat diminta untuk mengungkapkan emosinya dengan menuliskan perasaannya. Jangan biarkan anak pergi dengan perilaku agresif. Jika kemarahan terkait dengan depresi, kecemasan, atau ADHD yang mendasarinya, maka ini harus diperlakukan dengan tepat," kata Dr Pratibha.

4. Latihan Mengenal Emosi dan Keterampilan Sosial

Mengajarkan pengenalan dan komunikasi emosional adalah strategi penting lainnya untuk membantu anak autisme mengelola kemarahan mereka.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di India, anak-anak autisme yang menerima pelatihan dalam pengenalan emosi dan komunikasi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan mereka untuk mengatur emosi mereka. Alat bantu visual seperti grafik emosi dan kartu bergambar telah ditemukan sangat efektif dalam membantu anak-anak. dengan autisme mengenali dan mengomunikasikan emosi mereka.

"Pelatihan keterampilan sosial juga penting untuk anak autisme di India. Karena konteks budaya India yang unik, interaksi sosial dapat menjadi tantangan khusus bagi anak autisme. Penelitian telah menunjukkan bahwa pelatihan keterampilan sosial dapat secara signifikan meningkatkan fungsi sosial dan kesejahteraan emosional anak autis di India," kata Dr Ramani.

5. Rutinitas Terstruktur

"Memberikan rutinitas terstruktur, pelabelan emosional, jeda, menawarkan jalan keluar yang lebih aman untuk melepaskan frustrasi, dan komunikasi yang jelas, dapat membantu. Obat-obatan juga berperan penting dalam mengendalikan kemarahan dan agresi ketika semua tindakan lain gagal," kata Dr Mahajan.

Mengelola kemarahan untuk anak autisme memerlukan pendekatan komprehensif. Menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung, mengajarkan pengenalan dan komunikasi emosional, mengembangkan keterampilan sosial, dan membangun sistem pendukung yang kuat adalah semua strategi yang efektif untuk membantu anak autisme mengelola emosi mereka secara efektif dan menjalani kehidupan yang memuaskan.

Pilihan Editor: Demi Mental Sehat, Orang Tua dengan Anak Autisme Tetap Perlu Me Time

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."