Berapa Jumlah Protein yang Dibutuhkan Perempuan?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi telur orak-arik. Freepik.com

Ilustrasi telur orak-arik. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah Anda, jumlah protein yang dibutuhkan perempuan bisa berbeda-beda tergantung kondisinya saat itu seperti siklus menstruasi dan hamil. Sebelum mengulik lebih jauh faktor apa saja yang memengaruhi jumlah protein perempuan, kita simak dulu kebutuhan jumlah protein secara umum, Sahabat Cantika.

Jumlah protein tergantung pada ukuran dan komposisi tubuh Anda. Menurut Angka Kecukupan Gizi Protein yang Direkomendasikan adalah 0,8 gram per kilogram berat badan per hari. Itu adalah jumlah minimum protein yang dibutuhkan orang yang tidak banyak bergerak untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Sementara itu, bagi rata-rata orang dewasa yang cukup aktif perlu mengonsumsi lebih banyak protein secara signifikan, yakni antara 1,2 hingga 2,0 gram per kilogram berat badan, atau 0,54 hingga 0,90 gram per pon (0,46 kg). 

Faktor- faktor yang Memengaruhi Jumlah Protein untuk Perempuan

1. Siklus Menstruasi

"Ada pemikiran awal bahwa kebutuhan protein berubah sepanjang siklus menstruasi," kata Abbie E. Smith-Ryan, peneliti dan profesor Fisiologi Olahraga & Nutrisi di Universitas Carolina Selatan di Carolina di Chapel Hill, Amerika.

"Selama fase luteal (suatu tahap dari siklus menstruasi), tampaknya ada pergantian protein yang lebih besar, yang membutuhkan asupan protein yang lebih besar."

Ini adalah bidang penelitian baru yang melibatkan laboratorium Smith-Ryan secara aktif. Meskipun sulit untuk mempelajari fluktuasi di seluruh siklus menstruasi (terutama jika Anda mempertimbangkan faktor kontrasepsi hormonal), penyelidikan awal mereka telah menemukan bahwa wanita tampaknya melakukan lebih banyak metabolisme. asam amino protein selama fase luteal dan akan mendapat manfaat dari asupan protein yang lebih tinggi selama menstruasi.

2. Kehamilan

Kebutuhan protein perempuan juga meningkat selama kehamilan saat Anda menumbuhkan lebih banyak jaringan dan otot, jelas Minghua Tang, peneliti nutrisi dan profesor pediatri di Universitas Colorado, Amerika Serikat. Wanita menyusui juga perlu mengonsumsi lebih banyak protein untuk mengimbangi apa yang hilang dalam susu (yang tinggi protein, lemak, dan laktosa).

3. Perimenopause dan Menopause

Seiring bertambahnya usia, otot kita menjadi kurang sensitif terhadap efek stimulasi asam amino (suatu proses yang disebut resistensi anabolik). Meningkatkan asupan protein setelah Anda mencapai usia 65 atau lebih—serta tetap aktif dan melakukan latihan ketahanan dapat membantu mencegah hilangnya otot yang berkaitan dengan usia.

"Kami tahu bahwa kebutuhan protein pria dan wanita meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi yang kami identifikasi adalah kemungkinan hal itu terjadi lebih awal pada wanita," kata Smith-Ryan.

Perimenopause adah transisi menuju menopause yang dimulai sejak usia 35 tahun pada beberapa wanita, mengubah hormon dan komposisi tubuh kita dengan cara yang dapat meningkatkan kebutuhan protein.

4. Periode Latihan

Tingkat aktivitas fisik juga memengaruhi kebutuhan protein. Setelah melakukan olahraga berat (terutama latihan ketahanan), kita membutuhkan lebih banyak protein untuk membangun kembali otot yang baru saja dilatih.

"Banyak orang menyadari perlunya makan setelah berolahraga," kata Smith-Ryan, "tetapi beberapa penelitian kami telah menunjukkan bahwa waktu sebelum berolahraga mungkin lebih penting bagi wanita."

Dalam satu studi dari lab-nya, mengonsumsi protein pada jam-jam menjelang latihan ketahanan intensitas tinggi membantu meningkatkan kehilangan lemak dan meningkatkan volume latihan pada sekelompok wanita dewasa.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."