Anak Segera Masuk Sekolah, Siapkan Nutrisi dan Stimulasi Buah Hati

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi orang tua antar anaknya ke sekolah. skim.gs

Ilustrasi orang tua antar anaknya ke sekolah. skim.gs

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahun ajaran baru akan segera dimulai. Bagi anak-anak yang berusia 3-5 tahun, akan memasuki fase prasekolah. Para orang tua pun mulai melakukan banyak persiapan hari pertama masuk sekolah. Para ibu dan bapak ini tidak hanya menyiapkan berbagai kebutuhan sekolah, tetapi juga harus memperhatikan faktor kesiapan fisik dan psikologis si kecil, agar siap dan semangat dalam menjalankan sekolah tatap muka setelah dua tahun melewati pandemi.

Dalam menunjang kesiapan anak masuk sekolah, pemenuhan nutrisi seimbang sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Karena, meskipun selalu menyiapkan makanan secara teratur, tidak jarang orang tua kurang memperhatikan kualitas dan berapa banyak nutrisi penting yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak di setiap tahapan usianya. Terutama nutrisi yang dibutuhkan untuk  perkembangan kognitif anak. Padahal perkembangan koginitif anak akan terus meningkat pesat hingga mencapai 90 persen sampai usia lima tahun.

Anak usia 3-5 tahun juga perlu mulai menyesuaikan diri dalam persiapan untuk beraktivitas di sekolah, terutama di masa masa adaptasi kebiasaan baru pasca pandemi. Untuk itu, orang tua harus bisa lebih memberikan perhatian ekstra dalam mencukupi kebutuhan nutrisi penting harian yang diperlukannya. Bukan hanya untuk menunjang aktivitas fisiknya, namun juga mempersiapkan dan memaksimalkan kemampuan kognitif yang dapat membantu mereka memulai belajar hal baru dan menyerap pelajaran dengan baik di sekolah.

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Dian Permatasari, mengatakan nutrisi anak yang tepat dan seimbang merupakan dasar kesiapan fisik anak untuk menerima stimulasi dan pendidikan di sekolah. Selain itu, menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh anak juga sangat penting diperhatikan agar anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan optimal di sekolah. "Untuk itu, peran orang tua sangat penting dalam memastikan bahwa anak telah mendapat asupan nutrisi tepat dan seimbang dalam pola makan sehari-hari. Jangan hanya melihat dari porsi makanan yang dikonsumsi anak, tapi juga harus memperhatikan kualitas asupan nutrisinya,” katanya dalam  keterangan pers yang diterima Cantika pada 15 Juli 2022. 

Selain memperhatikan menu makan dengan gizi seimbang, sebagai salah satu sumber makanan yang mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan untuk mendukung kesehatan serta tumbuh kembang anak, susu pertumbuhan bisa menjadi pilihan para orang tua untuk melengkapi kebutuhan nutrisi si kecil untuk menujang berbagai aktivitasnya di sekolah.  Dian mengatakan orang tua harus bisa memastikan si jecil mendapat energi yang cukup dari bahan makanan sumber yang kaya akan karbohidrat, protein dan lemak untuk mendukung aktivitas fisiknya di sekolah. Selain itu, mereka juga membutuhkan nutrisi seperti Omega 3 (DHA), Omega 6, Zat besi, dan Vitamin C yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan kognitifnya agar dapat mulai belajar dengan lebih baik agar tidak mudah terkena penyakit. 

Dian menambahkan bahwa anak tetap harus makan sebanyak 3 kali sehari dan 2-3 kali selingan/cemilan sehat dengan pola gizi seimbang dan bervariasi. Namun, penting diingat oleh orang tua untuk lebih memperhatikan asupan sarapan pagi si kecil, karena sarapan pagi yang bergizi bermanfaat untuk energi saat belajar di sekolah, mendukung fungsi kognitif serta meningkatkan fokus dan konsentrasi serta menjaga mood mereka saat di sekolah. "Saat sarapan dan pada jadwal selingan/cemilan sehat, orang tua juga dapat melengkapi kebutuhan nutrisi harian si kecil dengan memberikan susu pertumbuhan terfortifikasi,” kata Dian.

Selain mempersiapkan kebutuhan nutrisi anak, persiapan psikologis juga menjadi faktor penting sebelum anak memasuki jenjang pendidikan sekolah, terutama bagi anak usia prasekolah di masa kebiasaan baru. Sebab, setelah berbulan-bulan tinggal di rumah karena pandemi, anak akan membutuhkan waktu untuk bisa beradaptasi dan mulai berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, mengatakan, selain nutrisi yang seimbang, dalam mempersiapkan anak masuk sekolah, orang tua harus dapat membantu anak agar tidak canggung atau cemas saat melalui proses tersebut dengan memberikan persiapan dan motivasi kepada mereka. Orang tua bisa mengajarkan dan membiasakan anak di rumah melakukan protokol kesehatan yang dibutuhkan di sekolah. "Selain itu, orang tua juga bisa meminimalisir rasa cemas mereka dengan langkah-langkah kecil seperti berkendara melewati sekolah, selalu sampaikan hal-hal positif tentang sekolah, dan berbelanja bersama untuk perlengkapan dan seragam sekolah. Di sinilah peran penting orang tua untuk bisa memahami kondisi psikologis dan emosional serta memotivasi anak,” kata Anna Surti. 

Agar anak tetap semangat dan aman bersekolah, Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Nina memberikan beberapa tips persiapan pada hari pertama masuk sekolah berikut:

1. Siapkan tas dan peralatan sekolah anak bersama-sama semalam sebelumnya. Jadi anak betul-betul siap mental bersekolah.

2. Persiapkan anak untuk istirahat dan tidur lebih awal di malam hari, agar keesokan harinya anak bisa bangun lebih awal. Dengan demikian anak tidak perlu terburu-buru berangkat ke sekolah, dan lebih siap mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

3. Sediakan bekal makanan favorit anak yang bergizi, agar anak menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hari pertama.

4. Buatkan sarapan dengan asupan makanan bergizi untuk anak. Orang tua bisa sarapan bersama sambil membicarakan mengenai kesiapan dan kesenangan prasekolah nantinya. Jika perlu, lengkapi juga kebutuhan nutrisi hariannya dengan susu pertumbuhan.

5. Ingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan selama di sekolah, seperti memakai masker, cuci tangan pakai sabun sebelum masuk kelas dan menjaga jarak dengan teman. Orang tua juga sebaiknya membekali anak masker cadangan, gel / cairan pembersih tangan serta cairan disinfektan guna membersihkan berbagai peralatan sekolah dan permukaan meja anak saat sekolah tatap muka.

6. Orang tua bisa menemani sejenak saat anak mulai berbaris masuk, berikan semangat dan pelukan hangat. Supaya anak tenang, orang tua bisa menunjukkan di area mana akan menunggu anak. Jadi saat ia keluar dari kelas, ia bisa segera menuju area tersebut. Tunggulah anak di area tersebut, anak perlu percaya bahwa orang tuanya menemani.

7. Orang tua yang tenang dan tidak kuatir akan keadaan anaknya akan membuat anak menjadi lebih percaya bahwa dirinya berada di tempat yang aman.

8. Beri kepercayaan kepada guru di sekolah untuk bisa menangani anak dan memberikan waktu bagi guru dan murid untuk saling mengenal. Jangan segera kembali ke dalam kelas, jika mendengar anak menangis atau memanggil-manggil. 

Senior Brand Manager SGM Eksplor 3Plus, Shiera Syabila Maulidya mengatakan timnya memahami kekhawatiran orang tua, khususnya yang memiliki anak yang baru mau masuk sekolah untuk bisa mempersiapkan dan memberikan yang terbaik untuk kemajuan anaknya. Shiera pun paham soal pentingnya orang tua memenuhi nutrisi anak. "Oleh karena itu, SGM Eksplor terus berkomitmen mendukung kemajuan anak Indonesia dengan mengembangkan inovasi produk susu bubuk pertumbuhan SGM Eksplor 3 Plus Pro-gress Maxx, dengan IronC, DHA, Minyak ikan, Omega 3&6, tinggi kalsium & vitamin D, bantu dukung nutrisi lengkap si Kecil untuk siap belajar,” katanya.  

Shira berharap timnya bisa mendampingi para orang tua di Indonesia dalam mendukung kelengkapan nutrisi bagi si Kecil, terutama bagi anak dengan usia prasekolah atau anak di atas 3 tahun. "Agar mereka mampu memaksimalkan potensi prestasi dan bisa menjadi bagian dari Anak Generasi Maju. SGM Eksplor 3 Plus Pro-gress Maxx, teruskan nutrisi si Kecil untuk siap belajar,” kata Shiera.

Baca: Kenali Mitos dan Fakta Emosi Anak, Rata-Rata Tantrum Hanya 15 Menit

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."