Kenali Mitos dan Fakta Emosi Anak, Rata-Rata Tantrum Hanya 15 Menit

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi anak tantrum/sedih. Shutterstock.com

Ilustrasi anak tantrum/sedih. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesialis anak yang juga founderTentang Anak, Mesty Ariotedjo, mengatakan aspek psikologi anak sama pentingnya dengan aspek kesehatan fisik anak. Menurutnya masih banyak orang tua Indonesia yang ingin belajar bagaimana menghadapi anak yang sering tantrum, mudah marah, dan belum mengenal betul berbagai emosi yang dapat ditemukan pada keseharian anak. Menurutnya, untuk memperkaya wawasan orang tua terkait psikologi anak, Tentang Anak memiliki berbagai rangkaian buku anak yang dapat membantu orang tua mendampingi tumbuh kembang anak secara optimal. "Yang terbaru, Tentang Anak akan meluncurkan buku seri ‘Emosi’ dengan judul: Marah, Senang, Sedih, Takut, yang dapat dibeli segera. Dengan buku ini, kami berharap dapat membantu orang tua untuk mengenalkan emosi yang dapat terjadi sehingga anak lebih siap dalam meregulasi emosi anak,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 12 Juli 2022. 

Melalui webinar virtual berjudul Kenali Mitos dan Fakta Terkait Emosi pada Anak, Psikolog (Psikolog anak dan keluarga) Samanta Elsener menjelaskan beberapa alasan mengapa anak sering tantrum dan marah. "Bisa terpicu oleh emosi negatif yang sedang anak rasakan, seperti marah, kecewa, dan frustasi. Selain itu, adapun alasan lainnya seperti anak kelelahan fisik dan overstimulasi," kata Samanta.  

Beberapa mitos yang kerap tersebar soal emosi anak adalah bahwa perilaku marah anak merupakan keturunan atau genetik dari orang tuanya. Mitos emosi anak lain lagi yang juga sering dipercaya para orang tua adalah bahwa sebaiknya orang tua membiarkan atau mencuekin, anak yang sedang tantrum. 

Faktanya, saat anak tantrum, artinya anak belum tahu bagaimana meregulasi atau mengelola emosi mereka. "Umumnya, tantrum anak hanya terjadi selama 15 menit," kata Samanta.  

Orang Tua Bantu Meregulasi Emosi Anak

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua dalam membantu anak dalam meregulasi emosinya. 

1. Bangun kepercayaan dengan anak

2. Kenalkan berbagai jenis emosi pada anak baik itu emosi positif maupun negatif sedini mungkin. 

3. Cek apakah anak mengalami SPD (gangguan sensori)

4. Hadir bersama anak dan narasikan perasaannya 

Tips Komunikasi Efektif Tangani Emosi Anak

Para orang tua juga bisa melakukan komunikasi efektif dengan anak saat tantrum. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua adalah: 

1. Memberikan validasi terhadap yang sedang dirasakan oleh anak 

2. Temani anak selama ia mengalami tantrum 

3. Berikan air mineral saat sudah berhenti menangis untuk menghindari dehidrasi

4. Peluk anak atau sentuh dengan halus untuk menenangkan anak 

5. Hindari membentak anak anak ketika tantrum 

Baca: Pakar Pendidikan Ungkap Pentingnya Bermain untuk Perkembangan Emosi Anak

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."