Cegah dan Menangani Migrain dengan Akupunktur, Ini Kata Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita sakit kepala meningitis. shutterstock.com

Ilustrasi wanita sakit kepala meningitis. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaMigrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang sering terjadi pada segala usia. Salah satu cara untuk menangani migrain yang berulang adalah akupunktur. Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan konsensus nasional Kelompok Studi Nyeri Kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, nyeri kepala memiliki prevalensi sebesar 90 persen di Indonesia.

Dokter Spesialis Akupunktur Klinik yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Newanda Mochtar, mengatakan terdapat dua jenis nyeri kepala, yaitu nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. "Nyeri kepala primer merupakan nyeri kepala tanpa ada penyakit yang mendasarinya seperti migrain, cluster, dan tension. Sedangkan nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala yang ditimbulkan akibat adanya penyakit lain yang mendasarinya," katanya dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 24 Mei 2022.

Migrain merupakan nyeri kepala primer yang banyak ditemukan baik di Eropa, Amerika, maupun Asia. Berdasarkan studi populasi Balitbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, migrain memiliki prevalensi sebesar 22,4 persen di Indonesia. Kondisi ini merupakan nyeri kepala tipe kronis dengan gejala keluhan yang sama berulang-ulang, menyerang usia produktif, dan dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja hingga 80 persen, sehingga berpotensi untuk mempengaruhi kualitas hidup dan kehidupan perekonomian, serta pendidikan secara global.

Gejala dan penyebab migrain

Serangan nyeri kepala migrain bersifat spesifik, paroksismal/mendadak, dan terkadang dibarengi adanya kilatan cahaya di depan mata. Migrain hanya dapat diobservasi oleh dokter yang memeriksa Anda, baik sebelum maupun sesudah serangan. Kondisi migrain dinyatakan sebagai nyeri kepala berulang, lebih dari lima kali, dengan durasi 4-72 jam dengan karakteristik berdenyut, intensitas sedang sampai berat, unilateral/menyerang pada satu sisi yang bertambah dengan aktivitas fisik, serta adanya manifestasi mual, sensitif terhadap cahaya dan suara. Namun, kelompok studi nyeri kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada tahun 2013 dan American Headache Society (AHS) menyebutkan tidak mengharuskan terdapatnya nyeri kepala berdenyut, nyeri kepala unilateral, dan ada tidaknya gejala dalam setiap serangan.

Adanya ketidakseimbangan neurotransmitter otak dapat menyebabkan migrain. Penyebab migrain juga dapat berupa perubahan hormon pada wanita termasuk sebelum dan sesudah menstruasi, kehamilan, dan menopause. Obat-obatan hormonal seperti kontrasepsi oral dan terapi pengganti hormon dapat memperburuk keadaan migrain. Makanan seperti keju, makanan asin dan makanan yang diproses, pemanis aspartame dan monosodium glutamate, serta minuman beralkohol dan berkafein juga dapat memicu migrain.

Selain itu, stres di tempat kerja atau rumah, cahaya terang, silau matahari, suara keras, bau yang kuat, perubahan pada siklus tidur, dan perubahan lingkungan seperti cuaca, dapat pula memicu timbulnya migrain. Faktor risiko timbulnya migrain lainnya yaitu riwayat keluarga dengan migrain, usia (mulai dari dewasa muda hingga puncaknya saat usia 30 tahunan), jenis kelamin (pada wanita lebih sering terjadi), serta perubahan hormonal, umumnya sebelum dan setelah menstruasi (pada wanita).

Penanganan migrain dengan akupunktur

Enam puluh persen pencetus migrain adalah faktor genetik. Sementara 40 persen pencetus migrain lainnya adalah faktor lingkungan, sehingga dalam pendekatan penanganannya diperlukan satu kesinambungan baik terhadap individu maupun keluarga/lingkungannya. Pasien yang tidak dapat ditangani dengan terapi obat-obatan dapat menggunakan terapi nonfarmakologi atau non-pengobatan untuk menyembuhkan dan mencegah serangan migrain, salah satunya yakni dengan akupunktur.

Metode akupunktur yang digunakan adalah akupunktur secara manual, dilakukan 2-3 kali seminggu dengan durasi 20-30 menit per sesi, total 12 kali. Setelah itu, dokter akan melakukan evaluasi. Akupunktur medis bekerja dengan merangsang sistem saraf dan memengaruhi berbagai neurotransmitter yang berperan terhadap serangan nyeri kepala, sehingga nyeri kepala berdenyut tidak terjadi. Selain itu, akupunktur juga mampu membantu meredakan nyeri serta pengurangan kekambuhan migrain secara jangka panjang. Setelah terapi, akan terjadi pengurangan dalam hal jumlah hari serangan migrain, keparahan serangan migrain, serta lamanya serangan migrain.

Serangan migrain dapat terjadi kapan saja. Apabila Anda mengalami serangan migrain berulang dan tak kunjung sembuh dengan terapi obat-obatan, mungkin Anda dapat mencoba terapi akupunktur. Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis akupuntur klinik di rumah sakit terdekat sebelum memutuskan untuk melakukan terapi tersebut, ya.

Baca: Penelitian: Konsumsi Sayuran Hijau Bisa Cegah Migrain

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."